REPUBLIKA.CO.ID, Masa bawah tiga tahun (batita) merupakan usia sensitif. Anak belajar melalui seluruh panca inderanya. Dia mengetahui hal baru dengan melihat, mendengar, meraba, mencium, dan mengecap. Batita bisa mendapatkan pengalaman baru yang menstimulasi kelima inderanya itu di rumah. Dengan begitu, mereka tak terlalu perlu untuk 'bersekolah'. “Memasukkan batita ke playgroup bukanlah suatu kewajiban,” komentar psikolog, dra Evita MPsi.
Dengan memaksimalkan peran keluarga, batita dapat mencapai tahapan tumbuh kembang yang optimal. Persoalan baru muncul ketika orang tua sibuk de ngan urusan di luar rumah. Pun, ketika pengasuh tak mampu menyediakan sti mulasi yang tepat untuk batita.
Di saat seperti itulah playgroup dapat menjadi pilihan. Di playgroup, anak bisa bersosialiasi lebih cepat karena bertemu dengan banyak teman sebaya. Terbiasa berinteraksi dengan teman, kemampuan sosialisasi anak sudah bagus saat ia masuk usia tiga tahun.
Selain itu, di playgroup, situasinya memang sudah dikondisikan untuk anak. Ruangan lebih berwarna bisa merangsang perkembangan otak. Lokasi bermain cenderung lebih aman lantaran bendabenda yang membahayakan untuk anak seperti gunting, pisau, dan korek api tak ada di ruang aktivitas anak.
Playgroup juga menyediakan peralatan permainan yang lengkap. Semua permainan yang diperlukan anak usia batita tersedia di sana. Di rumah, mainannya bisa jadi terbatas dan keamanannya belum tentu terjamin.
Di lain sisi, playgroup memiliki keterbatasan waktu dan tempat. Ditambah lagi, harganya mahal. “Sangat disayangkan kelompok bermain yang ada saat ini sebagian besar lebih menekankan anak usia batita untuk belajar, bukan bermain,” sesal dosen Psikologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika