REPUBLIKA.CO.ID, Orang tua kerap mengikutsertakan anaknya les matematika. Banyak metode yang ditawarkan, akhirnya tak sedikit yang sekadar ikut-ikutan orang tua lain. Berikut beberapa metode yang umum ditemukan:
Metode Sakamoto
Metode belajar matematika yang dikembangkan oleh Hideo Sakamoto dari Jepang (1975) memperkenalkan logika dan konsep dasar matematika lewat permainan. Anak diajak memahami soal, menyusun data, mencari hubungan antardata, dan memvisualisasikannya dalam diagram sehingga menghasilkan jalan keluar. Diharapkan anak memahami intisari dari soal matematika cerita dan mengaplikasikan konsep yang dipahaminya.
I-Maths
Mirip dengan metode Sakamoto. Metode ini dari Taiwan, memperkenalkan logika dan konsep dasar matematika untuk anak berusia tiga sampai enam tahun lewat permainan. Penekanan pada latihan proses berpikir diharapkan anak memahami intisari soal matematika cerita.
Metode Kumon
Belajar matematika lewat latihan konsentrasi dan kecepatan berhitung dengan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan disiplin. Dengan metode dilahirkan Toru Kumon dari Jepang (1958) ini anak diharapkan menjadi mahir dalam matematika.
Mental Aritmatika
Metode belajar matematika dengan menggunakan asas aritmatika (+, -, x, :) lewat alat bantu sempoa. Pada tahap yang lebih tinggi alat bantu beralih pada sempoa bayangan.
Jarimatika
Metode belajar matematika merupakan variasi dari teknik sempoa. Metode yang dikembangkan Septi Peni Wulandani dari Indonesia ini menggunakan 10 jari tangan untuk menggantikan peran sempoa.
Aritmatika Plus Intellgensi Quantum (APIQ)
Metode pembelajaran matematika dengan menggunakan permainan serta alat peraga sebagai penunjangnya. Anak-anak tidak diberikan rumus, namun diberi pemahaman tentang konsep matematika lewat peraga. Metode yang diciptakan Agus Nggermanto, guru matematika lulusan ITB ini, bisa diajarkan pada anak berusia 3,5 tahun hingga kuliah.