REPUBLIKA.CO.ID, Selfie tercantum sebagai word of the year oleh Oxford Dictionaries. Suka atau tidak, foto diri dalam pose informal ini telah menjadi virus yang mudah menular. Banyak orang selfie di berbagai situasi. Mari simak ulasan psikologisnya.
* Sosial media
Cara orang memproyeksikan diri di sosial media dapat membuat pandangan terhadap dirinya sendiri menjadi lebih baik. Sebab, kitalah yang menentukan apa saja yang boleh terunggah ke dunia maya. “Kita punya waktu untuk memilih bahan unggahan sehingga foto tersebut menggambarkan diri kita sedikit lebih oke,” ujar Amy Gonzales PhD dari Indiana University, seperti dikutip YouBeauty.com.
* Berbagi kebahagiaan
Kebahagiaan yang Anda rasakan akan terpancar di foto. Orang yang melihatnya di sosial media juga bisa merasakan hal yang sama. Lain halnya jika Anda begitu ter obsesi menunggu komentar orang tertentu terhadap foto tersebut. Itu tandanya, Anda terlalu bergantung pada umpan balik eksternal untuk merasa bahagia. “Tak ada selfie apa pun di dunia yang bisa menggantikan rasa percaya diri yang sejati,” komentar psikolog Ellen Kenner PhD.
* Spontanitas
Sering kali butuh usaha ekstra untuk menghasilkan pose paling pas. Lupakan duck face atau rambut yang harus selalu tertata rapi ketika menghadap ke kamera. Anda akan kehilangan spontanitas. Padahal, ketidaksempurnaan itulah yang mengukir memori. Lalu, cobalah menunda pengunggahan. Rasakan lebih dalam kebahagiaan yang tercipta saat foto itu diambil. “Selfie sesekali merupakan bagian dari kebiasaan masyarakat dunia maya, tapi banyak juga yang menjadi pertanda masalah kepercayaan diri,” kata psikolog Jaime Kulaga PhD .