Selasa 08 May 2012 18:46 WIB

Pasar Hewan, Bumbu Dapur, dan Tukang Kayu

Petugas memberi makan sapi-sapi lokal yang sedang digemukkan di Rumah Potong Hewan Terpadu Bogor, Jawa Barat, Senin (18/7). Pemerintah akan membentuk konsorsium peternakan sapi untuk memudahkan distribusi jutaan daging sapi lokal sebagai dukungan terhadap
Foto: Antara
Petugas memberi makan sapi-sapi lokal yang sedang digemukkan di Rumah Potong Hewan Terpadu Bogor, Jawa Barat, Senin (18/7). Pemerintah akan membentuk konsorsium peternakan sapi untuk memudahkan distribusi jutaan daging sapi lokal sebagai dukungan terhadap

REPUBLIKA.CO.ID, Puisi Budi Sabarudin

 

Kepada Burung Walet

Hahaha…

Kau sudah berubah jadi selebritas burung walet. Foto-fotomu

Berseliweran dan berterbangan di baliho-baliho, poster, dan

Spanduk-spanduk besar. Juga masuk lewat pintu dan kaca

Mobil angkot serta rumah-rumah tokoh agama,

Majelis ta’lim ibu-ibu, dan guru-guru

Kulihat liur di bibirmu, pipimu, dan matamu serupa

Butiran-butiran emas murni yang jika diekspor akan sangat mahal

Harganya.  Bayarannya pun tentu dengan lembaran cek atau

Melalui e-banking, bukan lewat lubang kecil seperti di kasir-kasir KUD itu

 

Orang-orang pun datang seperti terlibat adu lari 100 meter :

Memburumu sambil membawa jaring dan serangga di dalam plastik

serta ember. Tapi orang-orang dengan bintang dan bank-bank

di perutnya naik taksi tanpa argo, pajero dan

pesawat pribadi

 

Tapi sebelum kau menjelma jadi pemimpin, lalu seluruh jari

Tanganmu berubah menjadi pohon kaktus, biji kolang-kaling

Keluar dari matamu, lidahmu menjalar membentuk akar pohon

Beringin, kata-katamu menjadi buah pare dan getah karet,

Rambutmu dijadikan sarang semut rangrang, wajah dan tubuhmu

Bertumbuhan tanaman yuca dan benalu, serta kaki menjadi kaki-kaki lancah maung –

O, aku akan menangkapmu, lalu mengajakmu jalan-jalan ke pasar-pasar

Hewan,  pasar burung, dan pasar ikan.

 

Ah, sudah pasti ada banyak binatang dan kotorannya di sana toh?

Bebek misalnya. Juga ada ayam jantan dan betina. Entog, sapi, kerbau,

Dan juga domba atau kambing. “Kambing itu enaknya di sate, bukan diadu

Domba, atau dicari-cari di mana kambing hitamnya.”

 

Suara binatang itu juga sudah pasti gaduh

Seperti di gedung parlemen saat membahas kenaikan BBM

Dan kotoran mereka itu mirip sampah partai politik usai kampanye

Pemilu Presiden, Pemilukada, Pemilu Legislatif, dan Pilkades

 

Binatang-binatang itu dikurung, diikat dari lubang hidungnya, dan

Ada yang diikat kakinya juga. “Kau tahu mengapa mereka

Diperlakukan seperti itu? Ya, karena mereka itu binatang dan

bukan seperti kita, manusia yang keren.”

 

Di pasar burung juga ramai sekali. Segala jenis burung ada di sana.

Burung pipit misalnya, atau burung dara dan tekukur. Bahkan

Ada yang menjual manuk bueuk

Suara mereka bersahutan seperti nyanyian para hakim,

Terpidana, dan pengacara di meja-meja pengadilan

 

Di pasar ikan tak kalah ramai. Tapi maksudku kau tak perlu jadi belut,

gurame, cumi-cumi, teri, atau ikan koi sekalipun.

 

“Binatang itu bisa marah jika tak diberi makan. Mereka juga tak mau

Mengalami gizi buruk seperti yang terjadi pada manusia. Apalagi

Sampai menemui kematian yang sia-sia. Oh, arwahnya pasti gentayangan.”

 

Hey, aku hampir lupa. Ayo kita kunjungi pasar-pasar tradisional

Aku ingin kau memborong seluruh bumbu dapur : jahe, kunyit,

Bawang putih, bawang merah, bawang bombay, ketumbar, pala,

Cengkeh,  kencur, daun salam, daun serei, dan bumbu dapur lainnya

Yang tidak mungkin disebutkan satu per satu dalam puisi ini

 

Setelah itu tak perlu malu bercakap-cakap dengan ibu-ibu

Di dapur-dapur :  tanya bagaimana mereka membuat sayur lodeh,

Sayur kacang,  tumis bayem, pepes teri, sambal oncom dan

Sambal leunca

 

“Bukankah memimpin itu seni meramu bumbu menjadi masakan

Enak dan sedap jika disantap? Ya, memimpin itu sesungguhnya

Seni memilih dan mencintai bumbu dapur juga.”

 

Kau juga harus tahu kegunaan bumbu dapur untuk kesehatan. Bawang

Merah misalnya, itu bisa dimakan ketika kau akan bertemu

Dengan konglomerat-konlomerat atau para istri-itri pejabat. “Ini penting supaya

Perutmu tidak kemasukan angin. Itu obat herbal paling mujarab loh?”

 

Daun serei pun sangat baik buat kesehatan, terutama

Mencegah kejang-kejang atau step. Makanlah daun serei

Sebagai lalapan atau penyedap sayur. “Kalau pengunjuk rasa

Menyerbu kantormu, kau tidak akan kaget dan tidak akan diserang

penyakit kejang-kejang.”

Namun tukang kayu janganlah dilupakan. Cermati

Ketika ia memperbaiki kursi yang patah kakinya. Tanya mengapa meja

dan laci-lacinya yang bolong itu perlu ditambal, dan jika

sudah rusak betul dimasukan ke dalam tungku untuk perapian.

 

Setelah itu jadilah engkau burung walet yang sesungguhnya

 

 

Manuk Bueuk = Burung Hantu

 

Tangerang, 29 April 2012

BUDI SABARUDIN, lahir di Desa Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Senang menulis cerpen dan puisi serta naskah drama anak-anak. Karya-karya cerpen dan puisi pernah dimuat di koran lokal dan nasional serta media online. Mengelola Sanggar Kancil yang menggarap “Teater Halaman Rumah” untuk anak-anak di lingkungn sekitar rumah. Salah satu cerpennya “Gadis Pemetik Kangkung” terangkum dalam antologi cerpenis Mataram-NTB (1998).  Kini tinggal di Taman Royal 3, Jalan Akasia 3 AX1 No 8, Cipondoh, Kota Tangerang. Email : [email protected] ***

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement