Puisi Setelah 4 November
Ketika Dewi Keadilan Memanggil
Oleh: DR Denny JA, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia
Anwar tercekik terpana
Ia terkencing di celana
Dari ujung sini sampai ujung sana
Jalanan dipenuhi manusia
Tak bisa lagi dikira
Mungkin sejuta jumlahnya
Mereka koor bersatu suara
Berkumpul dari banyak daerah
Ada yang menjual sawah
Ada yang pinjam uang tetangga
Ada yang dibiayai pengusaha
Ada didanai pencari tahta
Semua berupaya
Hadir berjuang bersama
Astaga, ludah Anwar tertelan
Di langit dilihatnya Dewi Keadilan
Di singgasana yang gaib
Dewi keadilan bekerja dengan ajaib
Tunggang langgang Anwar berlari
Melapor pada penguasa negeri
Sambil menggigil keras
Dengan wajah memelas
Anwar sampaikan pandangan mata
Laporkan getaran jiwa
Paduka, bukalah hati
Ini celaka buat negeri
Paduka memang punya kuasa
Tapi paduka tak akan berdaya
Dewi keadilan adalah raksasa
Paduka melompat dari kursi
Tak diduganya separah ini
Ia pun terpana
Tahu artinya itu apa
Jika Dewi keadilan telah datang
Jika Dewi keadilan memanggil
Jika Dewi keadilan menghampiri
Jika Dewi keadilan menyapa
Paduka memberikan perintah
Kumpulkan ahli sejarah
Kumpulkan ahli agama
Kumpulkan penafsir budaya
Keringatnya keluar sebesar pepaya
Saudara-Saudari, ujar paduka
Mohon ditafsir ini pertanda
Ujar Ahli sejarah
Jika dewi keadilan memanggil, wahai paduka
Sebaiknya kita menyerah
Itu terjadi sepanjang sejarah
Tiada yang berdaya
Percuma angkat senjata
Dinding tinggi Berlin pun punah
Super power Sovyet pun sirna
Tiran aneka negara pun musnah
Tiada yang bisa
Ujar penafsir budaya
Jika dewi keadilan memanggil, ya paduka
Sebaiknya kita berserah
Utamakan sikap pasrah
Ancamam bom nuklir tiada berguna
Ancaman penjara tiada daya
Siksa hingga mati justru memberi makna
Di semua budaya
Dewi keadilan adalah Raja
Paduka memang Raja
Tapi Dewi keadilan Raja di Raja
Ujar Ahli agama
Jika dewi keadilan memanggil, duhai paduka
Saatnya paduka intropeksi
Berdiam diri ke pucuk nurani
Ada yang salah dengan paduka
Selama ini kurang peka
Dikritik dengan cara biasa
Paduka menutup mata
Datanglah Dewi keadilan
Semata menjaga keseimbangan
Ia sudah ada sebelum peradaban
Dan tetap ada setelah peradaban
Kerja dewi keadilan tak berperi
Ia hanya menyentuh hati
Menyelinap di malam hari
Menyentuh kesadaran diri
Membangunkan anak negeri
Apa yang harus kulakukan, tanya paduka?
Meja, kursi dan pintu
Lampu, kulkas dan jendela
Tiba -tiba bersuara
Koor bersama
"Buka mata
Buka telinga
Buka hati"
Lantai, plafon dan dinding
TV, cangkir dan piring
Ikut bersuara
Koor bersama
"Buka mata
Buka telinga
Buka hati"
Anwar langsung menghampiri
Ayo paduka tetapkan hati
Kini paduka tak bisa lari
Jika masih lari
Selamanya paduka dipaksa lari
Anwar kembali melihat langit
Dewi keadilan bertahta di sana
Tetap di sana
Sepanjang masa
Tersenyum padanya
(Setelah 4 November 2016)