Pekat dingin tak kausalami
Lebur jiwa tak kauindahi
Hingga inilah sebab akibatmu
Hai, buih yang terpojok
Lihatlah sosok itu
Diam tanpa kata
Kepul asapnya pun makin menjadi
Warna-warnanya pun tetap kian menarik
Di bisunya dinding-dinding hari
Namun, tak kaupahami
Di luar buihmu
Ada jiwa yang menjerit
Segenggam recehan terus di raihnya
Tapi, di balik itu
Kau buat permainan kecil
Hingga semuanya menjadi sengsara
Kini, buihmu tak lagi khusus
Tetapi buihmu dicap maklumat koruptor
Mata-mata pun yang menatapmu
Enggan hadir untuk membela
Buihmu…
Hanya membisu di antara hari-harimu
Nikmatilah di balik keseragaman…
Palembang, 7 Maret 2011
Ayumi Maulida