REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Heni Purwono
Di Indonesia, pembelajaran sejarah sering kali dinomorduakan tidak hanya oleh para pemangku kepentingan, namun juga oleh para siswa. Penomorduaan tersebut tentu terkait keberadaan Ujian Nasional (UN) yang meminggirkan Mata Pelajaran yang tidak di UN kan, termasuk sejarah didalamnya.
Lebih jauh lagi, kesan umum menilai bahwa sejarah adalah bagian dari masa lampau, dianggap tidak perlu untuk diingat-ingat. Ditambah kualitas guru sejarah yang kebanyakan verbalistik dalam menyampaikan materi dengan metode yang juga sudah menyejarah, metode ceramah, semakin lengkaplah justifikasi bahwa pembelajaran sejarah layak untuk dinomorduakan.
Salah satu hal terbesar yang menyebabkan sejarah sebagai pelajaran yang dinomorduakan adalah metode pembelajaran sejarah masih jarang diinovasikan dan dikemas secara kreatif oleh guru-gurunya, terutama dalam penggunaan TIK sebagai alat bantu pembelajaran. Padahal ketika daya kratif dan TIK diaplikasikan untuk mendukung pembelajaran sejarah, akan sangat besar pengaruhnya terhadap penerimaan para siswa.