Jumat 01 Dec 2017 10:29 WIB

Sir Tahukah Anda Mengapa Yugoslavia Pecah Jadi Enam Negara?

Jembatan Mostar di Bosnia.
Foto: muhammad subarkah
Jembatan Mostar di Bosnia.

Oleh: Muhammad Subarkah

Seorang lelaki setengah baya duduk di sebuah cafe di sebuah bazar di Mostar di akhir Mei lalu. Setelah basa-basa dia bertanya:

''Sir, tahukah kenapa negara Yugoslavia pecah menjadi enam negara?'' tanya dia sembari memandang saya yang sedang asyik memperhatikan sketsa lukisan jembatan Mostar.

Sebelum saya menjawab dia menyahut lebih dahulu,"Negara ini pecah karena ketidakadilan!"

Saya garuk-garuk kepala. Di depan saya melintas gadis berambut blondie. Entah mengapa, dia menoleh kepada saya sembari melemparkan sekuntum senyum. Saya pun membalas senyumnya.

Gadis itu melintas. Tak berapa lama terdengar teriakan,"Siapa yang ingin menonton atraksi terjun ke dalam sungai dari atas jembatan Mostar, silahkan bayar 5 Euro!"

Orang kemudian ramai memberikan uang recehan itu. Tak berapa lama dia pun terjun. Sorak sorai pun membahana. Aku hanya diam mematung. Gadis blondie ternyata ada di tengah kerumunan itu.

Namun, entah mengapa dia kembali menoleh kepada saya. Lagi-lagi dia melemparkan seulas senyum. Saya pun balas tersenyum. Setelah itu gadis itu berteriak dan bersorak kembali ketika melihat si pelompat itu muncul ke permukaan air dan berenang ke pinggir sungai legendaris itu.

Dan, ketika menoleh ke arah pinggir sungai, tiba-tiba pandangan mata saya tertuju kepada sebuah batu bertuliskan: 'Dont Forget 1993.' Tulisan ini jelas mengingatkan peristiwa tragedi pembantaian Muslim Bosnia oleh tentara Serbia. Jembatan ini sangat legendaris karena jembatan tua yang dibangun semasa Kekhalifahan Otoman. Jembatan ini unik sehingga menjadi pusat kunjungan turis. Lingkaran tapak jembatan ini terdiri dari undakan berjumlah 99 (mengacu 99 asma Allah). Adanya undakan ini dijadikan tempat tumpuan bagi kaki kuda ketika melintasi jembatan ini agar tidak terpeleset.

Nah, ketika sekarang teringat tulisan di atas batu di pinggir jembatan Mostar itu, tiba-tiba ingatan kembali melayang kepada berita bunuh dirinya Jendral Serbia Slobodan Praljak yang dulu memimpin penyerbuan ke Mostar. Di depan panel sidang pengadilan Internasional di Den Haag, jendral yang bergelar 'Monster Mostar' itu menanggak racun."Saya bukan pembunuh. Saya tidak terima!'' kata Jendral itu.

Lima bulan berlalu, kini senyuman manis gadis pirang di jembatan Mostar dan teriakan jenderal yang bunuh diri itu mengusik pikiran saya. Cerita pilu dari sebuah negara yang terpecah kebali berdentang-dentang di pikiran saya.

"Sir negara Yugoslavia pecah menjadi enam negara karena tidak ada keadilan!''....

Ah, sudahlah...!

*Jurnalis Republika 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement