REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Ahmad Syafii Maarif
Antusiasme saya ketika mengikuti pertarungan Hillary Clinton versus Barack Obama untuk memenangkan calon presiden Partai Demokrat untuk kemudian berhadapan dengan petahana Presiden George W Bush tahun 2008 sangat tinggi.
Kemenangan Obama atas Clinton dalam konvensi Partai Demokrat di Iowa yang mayoritas kulit putih pada Januari 2008 adalah pertanda dari apa yang diistilahkan Donna Brazile, manajer kampanye Al Gore versus Bush tahun 2004, sebagai politik colorblind (buta warna) benar-benar didukung oleh fakta di lapangan.
Dalam Republika pada tahun itu, bisa diikuti tiga "Re sonansi" tentang Obama ini untuk menunjukkan harapan besar saya bagi kemenangan Obama, si kulit hitam ini. Dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 6 November 2012, pada saat Obama berhadapan dengan Mitt Romney dari Partai Republik, semangat saya sudah jauh menurun, sekalipun masih berharap Obama sebagai pemenang.
Saya teringat apa yang pernah ditulis Mochtar Loebis pada 1950-an tentang apa bedanya Partai Demokrat dan Partai Republik: yang satu perampok, yang lain perompak. Tentu Partai Demokrat lebih beradab dibandingkan Partai Republik dalam menjalankan politik luar negeri Amerika.
Keduanya pasti pro-Israel karena pengaruh etnis Yahudi di Amerika yang jumlahnya hanya 2,2 persen itu sangat dahsyat. Sudah lama rakyat Amerika dikangkangi oleh Zionisme hingga mereka berada dalam posisi tidak berdaya, sekalipun tidak semua etnis Yahudi Amerika itu proZionis. Dibandingkan dengan Obama, Romney jauh lebih berterus terang dalam membela Israel.
Pasti tidak akan banyak bedanya dengan George Bush, seorang fundamentalis Kristen dalam kubu neo konservatif yang sangat proZionis, sekalipun Romney pengikut Mormon. Harapan dengan kemenangan Obama dalam pilpres hari ini agar janjinya dalam Pidato Kairo, 4 Juni 2009, untuk membela Palestina dan menjalin hubungan baik dengan dunia Islam akan ditepatinya pada periode kedua ini jika nyali nya memang ada.
Jika pada periode pertama Obama masih harus lebih berhati-hati menghadapi Israel, pada periode ke dua ini (jika menang) semestinya Janji Kairo itu ditepati. Toh, ini peluang terakhir bagi Obama untuk membebaskan Partai Demokrat dari kategori Mochtar Loebis di atas. Sekiranya Obama tidak mampu juga menepati janjinya maka dalam masalah Palestina, dunia Islam akan sampai kepada kesimpulan final: kulit putih atau kulit hitam sami mawon. Dan, mohon dicatat, dunia Islam pun sampai saat ini masih saja dalam kondisi compang- camping, belum juga siuman penuh.