REPUBLIKA.CO.ID, SAMUDERA ATLANTIK -- Siapa yang dijagokan Susilo Bambang Yudhoyono bakal menjadi juara Piala Dunia 2010? Jawabannya mantap: "Argentina!". Namun ketika ditanya mengapa ia menjagokan Tim Tango itu? Katanya, "Itu masih off the record." Suasana santai usai jumpa pers di atas pesawat di atas Samudera Atlantik itu pun berubah menjadi derai tawa.
Presiden Indonesia itu justru lebih suka bercerita pengalamannya pada final Piala Dunia 2006. Saat itu ia mengadakan nonton bersama di Istana. Tak lupa ia juga mengundang duta besar Prancis dan Italia, yang duduk di sisi kanan-kirinya. Maklum dua negara itu yang bertanding di final. "Istri saya bisa menikmati dengan bebas bertepuk tangan untuk tim yang dia jagokan," ujarnya mengenang.
Lalu apa yang dia lakukan. "Saya juga bertepuk tangan, tapi untuk keduanya. Yang satu tepuk tangan lepas, yang lainnya tepuk tangan diplomasi," katanya sambil terkekeh. Para menteri dan rombongan lain yang hendak mengikuti pertemuan G-20 di Toronto, Kanada, pun ikut tertawa.
Tapi ngomong-ngomong, kapan tim nasional bisa ikut Piala Dunia? Wah, katanya, untuk itu perlu dua syarat. Pertama, memiliki pelatih yang andal. Kedua, mempunyai pembina sepakbola yang jago. Bukankah pelatih yang andal itu mahal? "Itu kan relatif. Banyak penggemar yang siap. Yang penting jangan dari APBN." Jika sudah memiliki keduanya, maka Indonesia bisa berkiprah di tingkat Asia. "Setelah itu kita baru bisa bicara sebagai tuan rumah Piala Dunia," katanya.