REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ali Akbar*
Momentum pergantian hari, bulan, dan tahun ada baiknya juga dilakukan dengan lebih mempelajari peredaran benda langit. Bulan misalnya, sebagai benda langit dapat digunakan untuk mengenali satuan penanggalan.
Ar-Ra`d: (13):2 - Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.
Ayat tersebut secara awal dapat dipahami ke dalam lima poin:
(1) Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan langit
(2) Allah subhanahu wa ta'ala bersemayam di atas 'Arsy dan mengatur alam semesta
(3) Allah subhanahu wa ta'ala menentukan peredaran waktu matahari dan bulan
(4) Allah Maha Besar dan mengatur urusan mahluk-Nya termasuk manusia
(5) Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan bahwa manusia akan bertemu Allah subhanahu wa ta'ala.
Sudah jelas manusia (1) tidak dapat menciptakan langit, (2) tidak dapat mengatur alam semesta, (3) tidak dapat mengubah peredaran matahari dan bulan. Tiga poin itu menunjukkan manusia yang terbatas hendaknya mengakui dua poin berikutnya yakni percaya akan aturan Allah Yang Maha Besar dan percaya bahwa manusia akan bertemu Allah subhanahu wa ta'ala.
Peradaban manusia sepanjang zaman telah menghasilkan berbagai manifestasi budaya terkait bulan. Sementara, Alquran telah menyebutkan salah satu manfaat bulan. Gerak edar bulan bersama dengan matahari dapat menjadi pedoman perhitungan waktu.
Yunus (10):5 - Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Manusia mencoba merumuskan satuan waktu dengan mengamati fenomena peredaran bulan dan matahari. Penanggalan berdasarkan peredaran matahari disebut Solar Calendar atau dalam khasanah Islam disebut Kalender Syamsiyah. Peredaran bulan dirumuskan menjadi Lunar Calendar atau khasanah Islam menyebutnya Kalender Qamariyah.