Oleh: Dian Widiyanarko, Jurnalis Senior dan Penikmat Filsafat
Suatu hari ekonom dan peraih Nobel Milton Friedman terkejut dengan banyaknya buruh yang sedang menggali dengan sekop di sebuah proyek di Asia.
Dia kemudian bertanya kepada pemerintah di sana mengapa tidak memakai alat berat yang bisa menyelesaikan pekerjaan galian itu dengan jauh lebih cepat dan efisien.
Pemerintah yang memiliki proyek itu lalu menjawab: bahwa itu sengaja dilakukan dan merupakan bagian dari proyek padat karya. Ini karena proyek padat karya itu dibuat untuk menekan pengangguran. Karena sejatinya pekerjaan mereka bisa dikerjakan oleh mesin/alat berat yang hanya butuh sedikit orang.
Lalu Friedman berujar: "mengapa gak kamu kasih sendok saja para pekerja itu daripada sekop?" (maksudnya biar makin banyak orang yang bisa ikut dan makin lama proyeknya)
*****
Di saat para buruh menuntut gaji dan tunjangan yang lebih besar. Di saat yang sama mesin dan para robot pelan tapi pasti mulai menggantikan pekerjaan yang selama ini dikerjakan oleh para buruh. Kita sudah tahu mana yang kira-kira akan dipilih oleh industri atau para pengusaha.
Teknologi di satu sisi memang menghadirkan kemajuan dan kemudahan dalam hidup. Namun di sisi lain dia juga menghadirkan ancaman (jobless future). Terutama bagi pekerjaan-pekerjaan pada buruh yang bisa dilakukan, mesin, robot, dan kecerdasan buatan.
Inilah ancama yang harusnya dipikirkan oleh para buruh, aktivis buruh, dan pemerintah. Karena ancaman ini datangnya bisa lebih cepat dari yang kita duga.
Selamat Hari Buruh