Ahad 04 Aug 2019 10:06 WIB

Ketika Para Arkeolog Berburu Sosok Nabi Musa

Para arkeolog mencari tahu sosok nabi Musa

Situs Magha'er Shuaib tempat Nabi Musa dan Shuaib selama 10 tahun tinggal bersama.
Foto: saudigazette.com
Situs Magha'er Shuaib tempat Nabi Musa dan Shuaib selama 10 tahun tinggal bersama.

Oleh: DR Denny JA, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI)*

Washington Post, 10 Desember 2014, menurunkan tulisan yang provokatif: Apakah Nabi Musa itu benar-benar ada dalam sejarah? “Was Moses Real?”

Apakah Nabi Musa tokoh yang keberadaannya memang dapat dilacak dalam dokumen sejarah? Dan kisahnya dibenarkan oleh riset para arkeolog?

Tulisan itu merespons Holywood yang membuat film tentang Nabi Musa. Yang terbaru saat tulisan itu dibuat film dibintangi Christian Bale. Judulnya Exodus: Gods and Kings, 2014.Sebelumnya yang paling fenomenal: Ten Commandment yang dibintangi Charlton Heston dan Yul Breynner di tahun 1956. Banyak lagi film layar lebar dan serial mini seri TV soal Nabi Musa di luar itu.

Tulis Washington Post, kisah Nabi Musa hanya ditemukan di kitab suci saja. Namun tak ada dokumen sejarah ataupun temuan arkeolog yang membenarkan keberadaan Nabi Musa.

Baik para sejarahwan dan arkeolog melacak figur Nabi Musa dari dokumen di luar kitab suci. Diselidiki kisah nabi Musa pada sejarah Firaun yang memang ada.

Dari aneka kisah kitab suci, Nabi Musa diduga hidup di era Firaun Rameses II, sekitar tahun 1303-1203 sebelum masehi. Ini era seribu tahun sebelum lahirnya Nabi Isa (Yesus). Atau sekitar 1800 tahun sebelum lahirnya Nabi Muhammad.

Dokumen sejarah memang menemukan figur Rameses II. Juga ditemukan pula kisah firaun sebelum dan sesudahnya. Namun tak ada sedikitpun catatan mengenai tokoh Nabi Musa. Agak mengherankan jika tokoh sebesar Nabi Musa, dan peristiwa sebesar eksodus, yang begitu mengguncangkan, tak tercatat dalam dokumen sejarah di luar kitab suci.

Para arkeolog mencari kisah eksodus dengan menggali situs. Eksodus penduduk Yahudi dari Mesir, yang dipimpin Nabi Musa menuju laut merah, dapat dilacak aneka rutenya. Itu perjalanan panjang dan menyertakan begitu banyak orang.

Rute itu digali. Namun tak ditemukan jejak bahwa rute itu pernah dilalui begitu banyak orang di tahun sebelum seribu masehi. Tak ada bekas peninggalan, misalnya tempat makanan, tempat berteduh, atau benda lain.

Puluhan tahun arkeolog mencari. Puluhan riset sudah dilakukan. Begitu banyak penggalian sudah dibuat.

Para arkeolog berkesimpulan, Musa bukanlah figur sejarah. Ia hanya tokoh yang tercatat dalam kitab suci sebagai kisah untuk pengajaran moral saja. Kisah eksodus itu tak pernah terjadi. Data sejarah dan riset arkeologi tak mendukung keberadaan kisah eksodus dan Nabi Musa.

-

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement