Rabu 16 Oct 2019 14:10 WIB

Menagih Arah Baru Tekfin Syariah di Periode Kedua Jokowi

Kiai Maruf diharapkan memberi energi positif bagi pengembangan fintek syariah.

Rupiah, ilustrasi
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Edi Setiawan, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMKA

Kehadiran KH Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden terpilih melengkapi visi misi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Mantan ketua umum MUI digadang-gadang akan membawa arah baru ekonomi syariah di program Nawa Cita Jilid II.

Ditambah terpilihnya Sri Mulyani Indrawati sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) menjadi asupan bagi geliat ekonomi syariah di Tanah Air. Arah baru ekonomi syariah secara mainstream menjadi harapan baru bagi kemunculan kedua tokoh ekonomi tersebut. Keterpaduan kedua tokoh ini akan terjawab kontribusinya bila program ekonomi syariah terwakili dalam program Nawa Cita jilid II.

Harapan besar terus menyeruak pascapilpres yang memakan energi dan emosi yang besar. Betapa tidak pascapilpres ini banyak tagihan secara politik yang harus ditunaikan. Perlunya menagih peran kedua ekonom ini dalam membantu pertumbuhan ekonomi umat.

Harapan itu akan semakin berkelindan apabila kedua tokoh ini dapat memberikan energi positif bagi pengembangan fintek syariah. Sehingga harapan besar bukan lagi menjadi buah bibir bagi pertumbuhan ekonomi umat.  

Masyarakat Indonesia sudah semakin rasional dalam menapaki tuntunan secara syariah. Apalagi Indonesia selaku negara Muslim yang memiliki basis ekonomi umat sangat kuat. Perlunya arah baru bagi penguatan ekonomi umat.

Data proyeksi Ernst & Young (2019) menunjukan berbagai produk layanan dari tekfin dapat menarik 150 juta pelanggan per konsumen di sektor perbankan syariah pada 2021. Studi analisa ini memberikan energi positif bagi tumbuh kembangnya tekfin syariah secara nyata.

Kerja nyata ini perlu didukung pelaku industri syariah dan pelaku usaha secara besar. Para stakeholder harus berjabat tangan dalam memupuk nuansa harmoni ekonomi umat.

Ekonomi umat semakin tumbuh dengan hadirnya pasar digital. Pasar ini semakin potensial dimana 85 persen pengguna internet sudah sampai ke pedasaan. Apalagi penduduk Muslim Indonesia sudah melek internet yang terlihat dari data Kemenkominfo pengguna internet sudah sampai ke angka 140 juta dari 250 juta penduduk Indonesia yang beragama Muslim. Data ini jangan dijadikan angkat mati. Perlu penanganan khusus bagi kesadaran dan wadah bagi literasi inklusi syariah agar tersosialisasi sampai ke pelosok desa.  

Harapan besar terlihat dari 49 lembaga tekfin syariah secara legal-formal terdaftar di OJK. Lembaga yang bergerak pada bidang peer-to peer lending harus terus dipacu pada realisasi penyaluran dan bidang yang sesuai dengan platform syariah. Ironisnya, hanya 9 dari 127 yang terdaftar di OJK, data yang masih minim dari layanan bagi penduduk muslin di Indonesia. Mungkin saja tekfin syariah masih sangat kecil dari total pembiayaan Rp 49,79 triliun per Juli 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement