REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana, Pemerhati Filantropi
"Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim No.4684]
Beberapa hari yang lalu, di event bertajuk CEO Forum LAZ, tak sedikit peserta yang matanya berkaca-kaca. Bukan karena kesedihan embun bening itu hadir menghias dua kelopak mata, pun bukan karena rasa sakit yang berkecamuk dalam dada.
Embun bening tadi, lahir seiring perasaan haru bahwa di tengah kerasnya persaingan hidup, termasuk kompetisi sengit dunia bisnis dan politik di luar sana, ternyata masih ada komunitas orang-orang baik yang bahkan rela mendahulukan kepentingan orang lain dibanding dirinya. Kumpulan para amil yang bersetia mengikat diri dalam kebersamaan di gerakan zakat ini. Sebuah jalan panjang yang tak ada jaminan pemberian apa pun, baik uang maupun barang, untuk pribadi maupun lembaganya.
Siapa pun amil, yang melantunkan lirik Mars Gerakan Zakat Indonesia, pasti tergetar hatinya. Bahkan saat memulai di bait pertama, yang berbunyi :
"Kami Amilin rapatkan barisan// Bersatu padu demi perubahan// Menuju arah kebahagiaan// Satu Hati dan Satu Tujuan. Kami amilin menyongsong masa// Umat ini membina buana// Menggenggam dunia merindu surga kita// Kemakmuran dirasa bersama."
Ada spirit perjuangan. Ada semangat yang tertular dari nada dan beat lagu mars yang dilantunkan. Dan ini ternyata mampu mengetuk kesadaran terdalam yang ada dalam nurani setiap amil. Amil sejati, yang bersih hatinya dan insya Allah ibadahnya selalu terjaga baik, pastilah pribadi yang lembut dan hatinya mudah tergetar akan kebaikan, termasuk kebaikan spirit yang mengiringi suasana lagu ini saat dinyanyikan. Hanya amil yang tak punya kelembutan, yang hatinya keras membatu yang tak tersentuh lembutnya kekuatan yang menguar di mars zakat ini.
Ada nuansa ukhuwah yang amat kental dalam lagu mars zakat tadi, ada spirit dan frekuensi yang ingin dibangun dalam narasinya yang singkat lewat nada dan lirik yang ada. Ada pesan utama dari Mars Zakat Indonesia, yakni soal ukhuwah. Lebih tepatnya ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah ini kunci kekuatan umat.
Ada tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Ketiga, kekuatan kepemimpinan.
Kita semua tahu, bahwa saat ini umat kita sedang dilanda sakit. Sakit kronis karena terkikis parahnya ukhuwah di tubuh umat. Ibarat penyakit, krisis ukhuwah ini dampaknya jauh lebih besar dibanding sekedar krisis ekonomi. Dan begitu ukhuwah ini melemah, maka kekuatan umat dengan segera akan menjadi rapuh. Tak berdaya melaju menuju cita-cita umat di masa depan. Soal kesejahteraan umat, kekuatan dan kemajuan seakan menjadi barang yang sulit diwujudkan.