Sabtu 23 Apr 2016 15:45 WIB

"Indonesian Bigwall Project", Misi Empat Pendaki Taklukkan 8 Tebing Dunia

Indonesian Bigwall Project
Foto: Ist
Indonesian Bigwall Project

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sama seperti penyuka kegiatan alam lainnya, menaklukkan tebing-tebing tertinggi di dunia adalah mimpi seorang pendaki. Hal inilah yang coba dilakukan empat pendaki tebing dalam satu misi bertajuk "Indonesian Bigwall Project".

Selama Juni 2016 hingga Juni 2017, ekspedisi yang merupakan hasil kerja sama antara komunitas Aranyacala Trisakti dan Caldera Adventure ini akan menaklukkan delapan tebing di sejumlah penjuru dunia.

Untuk tahap pertama, misi akan dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2016 dengan misi menaklukkan Mt Aiguille de Dru di Chamonix, Prancis. Kemudian Stetind Wall di utara Norwegia serta Mt. Ketil Fjeld di selatan pulau Greenland, Kutub Utara.

Aprian Arun, Ketua Indonesian Bigwall Project mengatakan, keinginan menaklukkan tebing-tebing di dunia sudah direncanakan sejak lama. Yakni sejak ia dan sejumlah rekannya di Aranyacala Trisakti berangan-angan menaklukkan Trango Tower di Pakistan.

"Waktu itu kita udah nentuin jalur dan langkah-langkah, tapi karena udah ada yang lulus (kuliah,red) dan kerja akhirnya timnya bubar. Baru sekarang ini lagi kemudian terbentuk tim baru," ujar Aprian kepada Republika.co.id di sela-sela latihan di Gunung Parang, Purwakarta, kemarin.

Aprian mengatakan, misi yang akan ia lakukan bersama tiga rekannya, yakni Adiyono, Hendri Julian dan Muhammad Raydi Koto ini bukanlah hal mudah. Karena itu berbagai persiapan terus mereka lakukan. Mulai dari sisi teknis maupun sumberdaya lain. Karena itu ia berharap apa yang mereka persiapkan dapat berjalan lancar dan sukses.

"Kita sudah bentuk kepanitiaan dengan tugas masing-masing mulai dari pencarian sponsor, operasional, perizinan dan lainnya," kata dia.

Arry WS, Marketing Manager Caldera Indonesia mengatakan, Indonesian Bigwall Project diharapkan dapat kembali menghidupkan semangat memanjat tebing alam atau tebing tinggi di kalangan pemanjat tebing Indonesia.

"Sekaligus mengenalkan kepada komunitas panjat tebing dunia bahwa Indonesia juga memiliki atlet panjat tebing alam dan Indonesia juga memiliki sangat banyak tebing yang dapat dipanjat," kata Arry.

Arry mengatakan, untuk seluruh misi yang akan dijalankan diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 4 miliar. Dukungan dalam bentuk apapun dikatakanya akan sangat membantu untuk mengibarkan bendera merah putih di seluruh target tebing yang ada di Indonesian Bigwall Project.

Setelah tahap pertama, Indonesian Bigwall Project akan berlanjut pada tahap dua dengan target Carstez Pyramid di Papua pada Oktober 2016. Kemudian pemanjatan Cerro Torre di Argentina pada Desember 2016, Yosemite di Amerika Serikat serta Tsaranoro di Madagaskar pada Maret 2017.

Selanjutnya misi terakhir adalah Trango Tower di Pakistan pada Juni 2017. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement