Jumat 01 Sep 2017 20:31 WIB

PPI Belanda Gelar IIFN 2017, Angkat Tema Ekonomi Maritim

Mantan menko bidang kemaritiman Rizal Ramli menjadi keynote speaker dalam IIFN 2017
Foto: PPI Belanda
Mantan menko bidang kemaritiman Rizal Ramli menjadi keynote speaker dalam IIFN 2017

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Forum intelektual pelajar Indonesia di Belanda (Indonesian Intellectual Forum in the Netherlands – IIFN) kembali digelar di Vrije Universiteit Amsterdam. Tak kurang dari 80 mahasiswa Indonesia maupun dari negara lain di Belanda mengikuti symposium dengan tema "Development of Maritime Economics, Human Resources, & Environmental Protection in Indonesia".

"Saat ini pemerintah Indonesia sedang menggalakkan pembangunan sektor maritim. Salah satu proyeknya adalah tol laut. Dengan mengangkat tema ini diharapkan muncul gagasan dari mahasiswa Indonesia di Belanda terkait pembangunan maritim Indonesia," jelas Nadhif dari PPI Belanda dalam keterangan tertulis.

Mantan menko bidang kemaritiman Rizal Ramli menjadi keynote speaker dalam acara yang dibuka Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Bapak I Gusti Agung Wesaka Puja, dan Sekretaris Jendral PPI Belanda, Fariz Isnaini.

Dalam sambutannya Rizal Ramli menyampaikan pandangan-pandangannya seputar poros maritim Indonesia, termasuk potensi-potensi maritim Indonesia yang dapat digali untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Mengutip perkataan Themistocles, “Whoever control the sea, control the world”, Rizal mengatakan kejayaan bangsa Portugis pada abad ke-16 mampu menguasai bangsa-bangsa lain melalui sektor maritim. Begitu juga dengan Spanyol, Britania Raya, Amerika Serikat, dan China. Negara-negara itu mampu menguasai dunia karena kuatnya armada laut mereka.

"Di sisi lain, kerajaan Majapahit dan Sriwijaya juga tidak kalah di zamannya. Sudah sepatutnya Indonesia berfokus pada pembangunan poros maritimnya. Pemanfaatan sumber daya laut (SDL) harus ditingkatkan,” jelas Rizal.

Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) dan Angkatan Laut harus terus menggalakkan penangkapan kapal-kapal pencuri ikan dari negara lain. Demi meningkatkan kesejahteraan para nelayan lokal. Selain itu, pemerintah juga mengembangkan Poros Maritim secara konsisten agar connectivity antara pulau-pulau Indonesia menjadi semakin baik. Dengan begitu, pemerataan pembangunan dan ekonomi Indonesia cepat tercapai.

Rizal menambahkan, ada lima pilar yang perlu dibangun untuk mewujudkan poros maritim nasional. Yang pertama adalah pengajaran bagi masyarakat untuk mencintai laut dan pengubahan paradigma para pemangku kekuasaan dalam mengurangi illegal fishing. Yang kedua dan ketiga adalah peningkatan wisata maritim dan konektivitas antarpulau yang berbasis Indonesia-sentris, bukan lagi Jawa-sentris.

Pada dua poin terakhirnya, Rizal menyampaikan bahwa Indonesia harus memperkuat diplomasi kemaritiman, yang diiringi dengan pembangunan angkatan laut yang kuat.

“Selain mengangkat topik yang berkaitan dengan kemaritiman juga materi soal proteksi lingkungan, dan sumber daya manusia”, kata Nadhif

Pada sesi selanjutnya, empat pelajar Indonesia: Jarot Mulyo Semedi, Wegit Triantoro, M. Farriq F. Muhana, dan Arief Effendhi, mempresentasikan gagasan mereka yang dituangkan dalam sebuah makalah. Tema yang diangkat meliputi pembanguanan geothermal Indonesia dan dampaknya terhadap lingkungan, pemodelan proyek Tol Laut Indonesia, pelayaran rakyat dan potensi ekonominya, dan studi seputar perkembangan volume kontainer dalam perspektif sosio-ekonomi.

Gagasan para penulis ini nantinya akan diformulasikan dalam sebuah rekomendasi bagi Pemerintah dalam pembangunan Indonesia, khususnya di bidang kemaritiman, proteksi lingkungan, dan sumber daya manusia. Simposium yang merupakan kolaborasi antara PPI Belanda dengan 3 PPI Kota: Enschede, Groningen, dan Rotterdam. (PPI- Belanda)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement