Kamis 26 Jun 2014 23:28 WIB

Kisah Relawan MER-C: Pelajaran Keluarga Pejuang

Syuhada Busro, juru masak untuk relawan RS Indonesia
Foto: Istimewa
Syuhada Busro, juru masak untuk relawan RS Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Ini yang membuat pikiranku kagum, hatiku bergetar salut dan merinding bulu kudukku saking hebatnya mendengar kata-kata mereka. Apa gerangan? Ketika saya dan teman-teman relawan berkunjung ke salah satu keluarga syuhada, yang orang tuanya syahid dibom oleh drone (pesawat tanpa awak) Zionis Israel.

Keluarga yatim itu tidak terlihat sedih berlebihan. Malah bangga orang tuanya gugur sebagai syuhada.“Saya juga kelak ingin menjadi syuhada seperti abi,” kata Ahmad, pemuda 20 tahun, yang ditinggal syahid ayahnya.

Ahmad ini adalah mandor pengawas kerja, saat pemasangan batu ‘hajar qudsi’ (batu al-quds), di RS Indonesia. Batu-batu marmer ini sengaja didatangkan dari kawasan Baitul Maqdis, Al-Aqsha Palestina. Adik-adik Ahmad juga berkata hal yang sama. Bahkan pernah, mungkin ini basa-basi saya saja, menawarkan anak-anak Gaza itu, untuk ikut kami ke Indonesia.

Jawabnya, ini yang luar biasa, malah bertanya, “Apakah saya bisa syahid seperti ayah saya?”.

Pelajaran yang sungguh luar biasa, ketegaran jiwa, kesabaran menghadapi hidup, dan keteguhan jiwa dalam cita-cita. Saya jadi teringat keluarga saya di Indonesia, yang tentunya juga mengalami ujian tidak mudah saya tinggalkan mengurusi pekerjaan rumah.

Sempat mengeluh juga, mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, bahkan sampai harus memperbaiki sanyo air di belakang rumah.

Mengurus dan mengatur anak-anak, isteriku juga sendirian tanpa saya sebagai suami di sisinya. Tetapi, dengan menyimak keluarga syuhada pejuang Palestina tadi, paling tidak bisa menjadi pembanding.

Alhamdulillah, akhirnya, nilai-nilai dan semangat juang keluarga syuhada di Jalur Gaza, bisa diterima dan diterapkan oleh keluarga saya di Indonesia. “Banyak sekali kemudahan-kemudahan saya peroleh,” ujar isteriku, suatu saat dalam chating via jejaring sosial.

Saya bersyukur sekali dapat dipilih sebagai relawan dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. Sehingga saya dapat mengenalkan Indonesia ke warga Palestina, dan saya pun dapat mengambil pelajaran dari keteguhan para pejuang Gaza.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement