Jumat 31 Maret 2012, Backpacker Community (BPC) Jabodetabek kali ini mengadakan acara bertajuk “One Day Trip to Kepulauan Seribu”. Rasa penasaran trus melekat dalam benak saya. Bagaimana tidak, perjalanan keliling pulau hari ini di targetkan hanya berbiaya Rp 70.000, ongkos yang boleh dikatakan relatif murah untuk berkeliling Kepulauan Seribu guna sejenak melepas rasa penat beraktifitas seminggu penuh di ibu kota.
Perjalanan pagi itu dimulai jam 5 pagi. Sehari sebelumnya saya dikabari PIC acara untuk menuju meeting point 1 di halte Transjakarta Rawa Buaya Jakarta Barat. Pukul 6 pagi tepat saya sampai di TKP, meeting point 1, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Di meeting point 1 ini saya bertemu dengan 9 orang peserta backpack lainnya.
Pukul 7 tepat, tim 1 yang berjumlah 10 orang berangkat bersama menuju titik keberangkatan selanjutnya di meeting point 2 untuk bertemu teman-teman lainnya yang berjumlah 15 orang di TPI Muara Kamal. Kami bersepuluh menuju tempat tujuan dengan menggunakan mobil charter seharga Rp 50.000.
Di meeting point 2, TPI Muara Kamal, kami bergabung dengan tim lainnya, sehingga total jumlah peserta perjalanan 25 orang. Setelah melakukan checking standar, kami mulai menaiki kapal pada pukul 7.30, yang dicharter sekitar Rp.1.000.000. Sebelum berangkat, teman-teman dari komunitas BPC berdoa bersama.
Pulau Cipir
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, rombongan BPC berlabuh di pulau pertama, Pulau Cipir. Sejarah Pulau Cipir atau yang biasa disebut Pulau Khayangan ini bermula sejak tahun 1668. Dahulu pulau ini difungsikan sebagai tempat galangan kapal dan dermaga. Pada 1972, tempat ini ditetapkan sebagai situs purbakala oleh gubernur DKI Jakarta. Dahulu pula tempat ini sempat dijadikan asrama haji.
Panitia BPC membolehkan para peserta untuk bermain di pantai dan di laut, dengan pertimbangan bahwa pulau ini direkomendasikan sebagai pantai dan laut yang bersih dan aman untuk bermain ketimbang dua pulau lainnya yang nantinya akan dikunjungi.
Pulau Kelor
Setelah 1,5 jam berada di Pulau Cipir, perjalanan pun dilanjutkan ke pulau selanjutnya, Pulau Kelor. Pulau ini memiliki daya tarik alam yang luar biasa dibanding dua pulau lain yang dikunjungi pada perjalanan ini.
Selain memiliki keindahan alam, pulau ini sempat menjadi salah satu situs bersejarah. Pada jaman Kolonial, di pulau ini terdapat benteng Martelo, benteng pertahanan garda depan VOC. Namun, akibat ledakan hebat Gunung Krakatau, benteng ini pun runtuh.
Setelah satu jam kami mengelilingi Pulau Kelor, perjalanan dilanjutkan ke pulau selanjutnya, Pulau Onrust, tepat pada pukul 11 siang. Perjalanan ke Onrust ditempuh selama 10 menit dari Pulau Kelor.
Pulau Onrust
Pulau ini merupakan tempat pertama VOC berlabuh sebelum menyerang Jayakarta dan menajajah Nusantara. Pada tahun 1615, Belanda membangun dermaga dan galangan kapal untuk memperbanyak kapal-kapal VOC. Tahun 1658 dibangun sebuah benteng kecil, kemudian pada 1671 dibangun gudang, dok, dan kincir angin.
Tahun 1800-1810, pulau tersebut diserang dan dihancurkan armada Inggris, namun kemudian dibangun kembali oleh Belanda. Pada 1911 tempat ini dijadikan tempat karantina bagi jemaah haji. Tahun 1972 tempat ini menjadi suaka purbakala. Masuk ke situs ini dikenakan biaya Rp 2000 per orang.
Dibanding dua pulau sebelumnya, pulau ini lebih tertata. Bangunannya tertata rapi dan terdapat tempat jajanan dan museum Pulau Onrust. Terdapat pula mushola dan tempat mandi.
Setelah ishoma selama 4 setengah jam di pulau ini, rombongan BPC pun meninggalkan pulau pada pukul 3.30 WIB untuk kembali ke dermaga Muara Kamal. Setelah menempuh perjalanan 30 menit, akhirnya rombongan sampai di dermaga Muara Kamal dan berpisah di sini.
Rasa kebersamaan begitu kental walau beberapa peserta ada yang baru saling kenal. Sampai jumpa di trip selanjutnya. Salam ransel!!
teks dan foto: Artnandia Dharsa P
Rubrik ini bekerja sama dengan
Backpacker Community