Jumat 03 Aug 2012 17:52 WIB

Ternyata Bisa Berpuasa di Bekas Negeri Atheis

Red: M Irwan Ariefyanto
Umat Muslim Rusia
Umat Muslim Rusia

REPUBLIKA.CO.ID,Bagi sebagian orang di Indonesia mitos Rusia sebagai negara yang identik dengan atheis mungkin masih melekat. Hal itu kadang menyisakan benih-benih keraguan bahwa pemandangan beribadah umat muslim pada saat Ramadhan langka di Rusia. Bahkan tidak sedikit yang menganggap tak ada Ramadhan di bekas negara berlambang palu arit  ini. 

Padahal,  kenyataannya tidak demikian. Rusia lambat laun telah menjelma menjadi negara yang memberikan kebebasan beragama dan tumbuh menjadi demokratis. Bahkan Islam di Rusia merupakan agama terbesar kedua setelah agama mayoritas Kristen Ortodoks. Populasinya sekitar 20 juta penduduk atau 14 persen dari sekitar 142 juta seluruh penduduk Rusia. 

Keberadaan muslim di Rusia saat ini cukup memiliki posisi penting. Hal itu bisa dilihat pertama kali dalam sejarah Rusia pada tahun 2004, Presiden Vladimir Putin memasukkan menteri dari golongan muslim keturunan Tatarstan (kelompok etnis pemeluk Islam terbesar di Rusia) yang bernama Rasyid Gumarovic Nurgaliev dengan posisi cukup strategis yaitu Menteri Dalam Negeri. Hal itu menjadi penanda bahwa eksistensi islam diakui. Karena Rusia menganggap Islam sebagai salah satu dari agama-agama tradisional dan secara hukum merupakan bagian dari warisan sejarah negara yang juga mendapat sebutan Beruang Merah ini. Berbagai sumber muslim juga menganggap bahwa Islam adalah agama paling cepat berkembang di Rusia, terhitung sejak tahun 1989 sekitar 12 juta meningkat pesat hingga 40 persen. 

Seperti umat muslim pada umumnya,di Rusia umat muslim juga menyambut dan menjalankan ibadah Ramadhan dengan  penuh gegap gempita dan khusyuk. Mereka seakan tak mau ketinggalan untuk bereuforia melewati bulan spesial yang hanya datang sekali dalam setahun. Beberapa aktivitas muslim di Rusia pada bulan Ramadhan bisa kita lihat di beberapa tempat pusat peribadatan seperti di Masjid.