2012 menjadi tahun penting bagi muslim Austria. Pasalnya, tahun ini bertepatan dengan 100 tahun diakui secara resminya agama Islam di negeri ini.
Berbeda dengan kondisi di negara-negara Eropa lainnya, Islam di Austria secara konstitusi memperoleh pengakuan setara dengan agama-agama lainnya. Sehingga, muslim minoritas di negara ini mendapatkan legalitas untuk menjalankan syiar-syiar keagamaan secara terbuka.
Adanya perlindungan pemerintah serta penerimaan warga lokal terhadap gerak maju keislaman telah memberi energi positif bagi muslim di Austria, tak terkecuali muslim Indonesia.
Warga muslim Indonesia di Kota Wina dan sekitarnya, yang tergabung dalam wadah Wapena (Warga Pengajian Wina), semakin memantapkan perannya dalam syiar Islam dengan diresmikannya masjid As-Salam pada tanggal 21 Januari lalu.
Kehadiran masjid yang telah diwacanakan lebih dari 10 tahun silam ini seakan menjadi energi baru bagi komunitas Wapena untuk menjalankan fungsi-fungsi pembinaan umat maupun syiar keislaman di kota Wina. As-Salam menjadi rumah Allah yang ke-46 di kota ini.
Wapena merasakan banyak keberkahan sejak kehadiran Masjid As-Salam. Adanya masjid, telah membuka ladang amal tak berbilang bagi komunitas yang beranggotakan lebih dari 200 warga ini.
Dengan adanya tempat yang dapat digunakan setiap saat, terbuka peluang untuk melakukan beragam aktivitas selain kegiatan-kegiatan yang selama ini telah berjalan baik. TPA yang selama ini “menempel” dengan pelaksanaan pengajian rutin pekanan, sekarang memiliki alokasi waktu sendiri, yakni dikhususkan pada hari Sabtu. Sementara, di hari-hari kerja, As-Salam juga mulai menampung berbagai kegiatan baru, di antaranya pengajian tadabbur dan tahsin Ibu-Ibu, kajian lepas studi/kerja, dsb.
Jumatan perdana
Sejak bulan lalu, Masjid As-Salam Wapena mulai pula mengadakan Jum’atan perdana yang disampaikan dalam dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris. Meski skema Jum’atan ini direncanakan hanya sekali sebulan, tentunya cukup untuk mengobati kerinduan warga Indonesia di Wina yang selama ini umumnya mendengarkan khutbah Jum’at hanya dalam bahasa Arab, Jerman, maupun Turki.
Jamaah Jum’at Masjid As-Salam cukup ramai, tidak hanya dari warga Indonesia, namun juga muslim dari belahan Bumi lainnya. Ke depan, penyelenggaraan Jum’atan di As-Salam rencananya akan dibarengi dengan menyediakan makan siang, menggunakan metode “Pay as you wish”, bayar sesukanya. Rencananya, keuntungan dari program unik yang digagas oleh Ibu-Ibu Wapena ini sepenuhnya akan disalurkan untuk kas Masjid As-Salam.
Dalam waktu dekat, Wapena juga akan menjalin kerjasama dengan MJÖ (Muslimische Jugend Österreich), sebuah organisasi multi etnis untuk remaja muslim di Austria. Kontak dengan organisasi yang berada di bawah naungan IGGÖ (Islamische Glaubengemeinschaft in Österreich), organisasi keagamaan Islam resmi di Austria, ini diharapkan akan membuka keran hubungan muslim Indonesia dengan saudara-saudara muslim dari etnis lain di Austria.
Kerjasama antara Wapena dan MJÖ akan berbentuk forum rutin diskusi Islam dalam bahasa Jerman, yang terutama diperuntukkan bagi remaja-remaja muslim Indonesia yang lahir atau telah lama menetap di Austria.
Peluang usaha
Peluang usaha juga tercipta sejak hadirnya Masjid As-Salam. Saat ini, Wapena sedang mematangkan rencana untuk menjalankan usaha penyediaan barang-barang kebutuhan bagi anggotanya, misalnya barang-barang keperluan harian. Hal ini, selain untuk menguatkan sayap ekonomi dari Wapena, juga sebagai sarana bagi jamaah Wapena untuk mulai belajar berbisnis dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah.
Di balik luasnya ladang amal yang terbentang, upaya optimalisasi fungsi Masjid As-Salam ini tentu membutuhkan komitmen dan kolaborasi yang erat serta terjaga dengan baik. Insha Allah, dengan pertolongan dari Allah dan dukungan dari seluruh jamaah Wapena, maka cita-cita untuk menjadikan Masjid As-Salam sebagai pusat pemberdayaan umat akan dapat terwujud. Aamin.
Rubrik ini bekerja sama dengan komunitas Wapena