Selasa 08 Nov 2016 17:00 WIB

Rumah Inspirasi untuk Kemajuan Masyarakat

Red:

Kampung bersih, nyaman, asri, dan tenteram menjadi dambaan semua masyarakat. Keinginan itu pun merupakan salah satu harapan Pertamina dalam membangun sebuah daerah melalui program tanggung jawab sosial.

Atas dasar itu pula, Pertamina EP Subang Field menjalankan pola pemberdayaan masyarakat dengan konsep "Kampung Eco Green" melalui program andalan "Rumah Inspirasi" di Kelurahan Dangdeur, Subang, Jawa Barat. "Rumah Inspirasi adalah program berbasis kemasyarakatan yang diharapkan mampu menjawab permasalahan sampah di Subang," kata Manager Pertamina EP Subang Field, Armand Mel Hukom, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Armand mengatakan, program tersebut juga sekaligus untuk mempertahankan komitmen perseroan menjaga lingkungan di sekitar wilayah operasi. Apalagi, kehadiran Bank Roentah Inpirasi, salah satu program Rumah Inspirasi, telah mendapat sambutan positif dari masyarakat serta pemda setempat.

"Keberadaan Rumah Inspirasi Subang diharapkan bisa mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," ujarnya.

Rumah Inspirasi Subang memiliki fasilitas, seperti bank sampah, perpustakaan mini, dan lainnya. Bank sampah tersebut memilah sampah yang akan dipasarkan (recyle), yang mana keuntungan penjualan sampah dinikmati masyarakat. Sementara, untuk perpustakaan, Rumah Inspirasi berupaya mengedukasi masyarakat, termasuk pelatihan bahasa Inggris.

Manager Rumah Inspirasi Subang Yogi Burhanuddin menjelaskan, inovasi yang diberikan Rumah Inspirasi Subang cukup bagus sehingga masyarakat yang belum bekerja bisa diberdayakan. Kehadiran rumah ini secara tidak langsung juga meningkatkan SDM masyarakat Kelurahan Dangdeur. "Pastinya ini merupakan suatu yang sangat inovatif," ujarnya seperti dikutip Antara.

Manajer Humas Pertamina EP Muhammad Baron menjelaskan, program CSR perusahaan tetap konsisten dari tahun sebelumnya, dengan fokus utama penanganan limbah, mulai dari pertanian, peternakan, hingga rumah tangga. Pada gilirannya itu semua berdampak pada penurunan emisi akibat pembakaran jerami dan peningkatan ekonomi dengan pemanfaatan sampah rumah tangga. "Kami berharap program ini bisa terus diterima dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi kami."

Selain Rumah Inspirasi Subang, konsep Kampung Eco Green juga memayungi beberapa program CSR perusahaan yang berada di Kabupaten Subang dan Karawang, seperti Jauhari PKBM Assolahiyah di Desa Pasirjaya, Ternak Domba Terpadu di Desa Pasirukem, Budi Daya Jamur Merang di Desa Sukamulya, dan Hutan Kotan Ranggawulung.

Jauhari PKBM Assolahiyah adalah lembaga diklat informal dengan kegiatan utama melatih dan menggali potensi masyarakat untuk berwirausaha dan membantu masyarakat yang kurang beruntung untuk dapat melanjutkan pendidikan formal.

Kegiatan Assolahiyah di antaranya kelompok usaha terasi, pelatihan menjahit, dan pendidikan kesetaraan dengan tujuan utama mengatasi pengangguran yang masih menjadi masalah cukup serius di Cilamaya Kulon dan sekitarnya di Kabupaten Karawang. "Inovasi ini terbukti menghemat biaya pakan ternak domba 50 persen dibandingkan dengan konvensional," kata Muhammad.

Pelaksana Tugas Bupati Subang Imas Aryumningsih mengapresiasi program yang dilakukan Pertamina EP karena sejalan dengan program pemerintah daerah. Kegiatan Rumah Inspirasi Subang bisa membangun semangat gotong royong masyarakat sehingga Subang bisa lebih maju.

Populasi maleo

Berdasarkan data Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, populasi burung maleo terus mengalami penurunan sebesar 70 persen selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan perambahan hutan dan masyarakat yang memburu telurnya untuk dikonsumsi.

Tak hanya itu, perburuan liar, kebakaran, dan perambahan hutan juga berkontribusi mengganggu ekosistem yang ada. Di Sulawesi Tengah sendiri, tidak hanya habitat burung maleo, habitat endemik, seperti anoa, babi rusa, dan tarsius juga terancam kepunahan.

Melihat kondisi itu, Pertamina melepasliarkan 15 ekor burung maleo dari 30 ekor maleo, yang ditangkarkan di kompleks kantor TBBM Donggala. Hal ini dilakukan  perseroan ini  untuk berkontribusi dalam melestarikan satwa endemik, yang bernama latin Macrocephalon Maleo.

"Penangkaran burung maleo yang dilakukan Pertamina merupakan salah satu dukungan untuk memaksimalkan upaya yang telah dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulteng dalam melestarikan satwa langka," kata GM Marketing Operation Region VII, Tengku Badarsyah.

Ia mengatakan, setiap terminal BBM di Sulawesi yang kinerja lingkungannya sudah berpredikat hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diwajibkan  memiliki program pelestarian keanekaragaman hayati.

"Terminal BBM Donggala salah satu new comer di antara 323 perusahaan swasta dan BUMN yang mendapatkan predikat itu  Kami meresponsnya dengan penangkaran satwa endemik ini," ungkapnya. rep: Rossy Handayani  ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement