Sehat merupakan modal kehidupan. Pepatah mengatakan sehat mahal harganya. Ketika seseorang sakit, semua harta benda direlakan agar tubuh sehat sedia kala. Untuk itu, Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (Himmpas) UGM mengadakan Forum Kajian Ilmiah Pascasarjana (Forkisa) I bertema “Mengupas Gaya Hidup Rasulullah”.
Pimpinan Ponpes Daarushalihat Yogyakarta Ustaz Syatori Abdurrauf menjelaskan rahasia hidup sehat, yakni ibadah. Yang dimaksud ibadah di sini adalah upaya menyelaraskan kehendak tubuh jasmani dan tubuh rohani. “Karena gerbang hidup sehat adalah selarasnya kehendak antara tubuh jasmani dan rohani,” ujarnya di Auditorium Fakultas Biologi UGM, Sabtu (17/5).
Jika keduanya selaras, jasmani dan rohani saling menguatkan. Tubuh jasmani memiliki sifat tunduk kepada hukum alam. Hukum alam, yaitu segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi yang memiliki sifat selalu bersujud kepada Allah.
Rohani kita akan selaras dengan jasmani saat bersujud. Praktik bersujud dalam ibadah ditemui dalam shalat. Shalat dapat menimbulkan ketenangan dan ketenangan itu membawa sehat. Secara ilmu kedokteran, Ustaz Syatori mengungkapkan, 70 persen penyakit berasal dari kecemasan. Sedangkan, ibadah akan mampu membuat hati kita menjadi tenang.
Penulis buku Gaya Hidup Sehat Rasulullah dr Egha Zainur Ramadhan menambahkan bahwa Islam mengajarkan banyak hal yang memberi dampak positif bagi tubuh dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Masyarakat Indonesia saat ini mulai banyak diserang oleh penyakit degeneratif dan penyakit kronis lain yang bersumber dari gaya hidup tidak sehat.
Umat Islam seharusnya menerapkan gaya hidup yang telah Rasulullah SAW ajarkan. “Yaitu, makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang, shalat, dan puasa,” katanya.
Puasa, Egha menjelaskan, dapat juga mengendalikan hormon. Selama lapar puasa, tubuh akan mengambil lemak di perut. Kondisi lapar membuat penyerapan makan sangat maksimal. “Puasa juga dapat mengistirahatkan sejenak pencernaan kita,” ujarnya. ed: hafidz muftisany