oleh:Ratna Ajeng Tejomukti -- Rasulullah juga sering makan di tempanya dan selalu memuji makanan yang di masak Ummul Mundzir.
Ummul Mundzir binti Qais merupakan wanita yang hidup pada zaman Rasulullah SAW. Dia mendapat keistimewaan sebagai wanita yang mendapatkan kesempatan untuk menyatakan keislaman di hadapan Rasulullah sebanyak dua kali.
Sehingga, Mundzir diberi gelar Mubayi’at al-Baiatain yang artinya orang yang berbaiat dua kali. Baiat pertama dikisahkannya sendiri.
Dia mendatangi Rasulullah SAW dan langsung berbaiat kepada beliau bersama perempuan-perempuan Anshar. Dalam baiat itu, Rasulullah memerintahkan kepadanya untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak melakukan kebohongan besar, dan tidak menentang Rasul dalam kebaikan.
Ini dijelaskan dalam sabdanya, “Janganlah kalian menipu suami-suami kalian.” Setelah Mundzir berbaiat pada Rasulullah, dia dan perempuan lainnya beranjak pergi.
Namun, timbul pertanyaan dalam diri Mundzir maksud dari menipu suami. Mundzir pun menanyakan hal ini pada perempuan yang lain. Perempuan tersebut bertanya pada Rasulullah, Rasul pun menjawab, "Kalian mengambil harta suami kalian, tetapi kalian melayaninya setengah hati.” Seluruh kisah tersebut diambil dari Hadis Riwayat Ahmad.
Sedangkan, baiat kedua dilakukan Mundzir ketika di bawah pohon. Baiat ini dikenal dengan Baiat ar-Ridwan yang terjadi pada tahun keenam Hijriyah ketika kaum musyrikin menahan Utsman bin Affan RA di Makkah. Rasulullah pun menyeru kaum Muslim agar berbaiat sesuai perintah Allah SWT. Salah seorang wanita yang menyegerakan perintah ini ialah Ummul Mundzir.
Dia menyambut perkataan Rasulullah bersama sekelompok sahabiyah lain yang rela mati. Dengan sikapnya tersebut, dia mendapatkan berita gembira berupa surga yang telah disabdakan Rasulullah SAW, “Tidak akan masuk neraka orang yang mengikat baiat di bawah pohon ini." (HR Bukhari).
Ummul Mundzir sebenarnya memiliki nama asli Salma binti Qais bin Amr bin Ubaid. Dia merupakan bibi dari Rasulullah SAW. Ummul Mundzir juga bersaudara dengan Sulaith bin Qais yang turut dalam Perang Badar, Khandaq, dan semua peperangan Rasulullah.
Sulaith juga merupakan pahlawan perang Jisr. Perang Jisr adalah perang yang terjadi di sebuah jembatan bersama Abu Ubaidah di mana pada perang tersebut, Sulaith gugur tepat pada 14 Hijriyah. Bibi Rasulullah ini berkesempatan mendapatkan hadiah khusus dari Rasulullah SAW. Salah satunya Rasulullah secara khusus sering mengunjunginya.
Rasulullah juga sering makan di tempatnya dan selalu memuji makanan yang dimasak Ummul Mundzir mengandung berkah dan manfaat.
Ummul Mundzir bercerita, Rasulullah datang bersama Ali bin Abu Thalib yang baru sembuh dari penyakitnya. Ketika itu, dia memiliki buah anggur yang bergelantungan di pohonnya.
Rasulullah pun langsung memakan anggur tersebut dari pohonnya. Begitu juga Ali yang mengikuti Rasul untuk mendatangi pohon anggur tersebut.
Namun, Rasul melarangnya, “Jangan, kamu baru sembuh dari sakit.” Seketika Ali berhenti. Kemudian, Ummul Mundzir pun berencana untuk memasak gandum dan lobak.
Setelah matang, Ummul Mundzir kemudian menyajikan makanan tersebut kepada Rasulullah. Kemudian, Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, tuangkan makanan ini karena ini lebih berguna bagimu.” (HR Abu Dawud dan Tirmizi). ed: hafidz muftisany