Jika mendatangi majelis ilmu, tentu kita ingin mendapatkan asupan pengetahuan. Terlebih, ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Biasanya dalam kesempatan majelis ilmu, kita akan mengaji kepada ustaz.
Tapi, bagaimana rasanya jika hanya dalam kesempatan kita mendapat nasihat dan ilmu dari dua ustaz? Tentu tak ingin beranjak. Terlebih, dua ustaz tersebut dikenal luas ilmu agamanya, enak cara menyampaikannya, dan membekas di hati.
Buku ini mencerminkan hal tersebut. Satu buku, dua ustaz, berjuta ilmu. Ustaznya bukan sembarangan. Siapa yang tidak kenal Ustaz Yusuf Mansur dan Ustaz M Arifin Ilham? Keduanya memiliki kapasitas keilmuan agama yang dalam, penyampaiannya membuat jamaah nyaman dan bersemangat untuk mengamalkan.
Dua ustaz muda tersebut "berkoalisi" dalam satu buku dengan rasa masing-masing. Tulisan keduanya merupakan kumpulan tulisan dari rubrik hikmah yang menjadi favorit di harian Republika karena pembahasannya aktual, ringan, dan ringkas. Sebuah nasihat yang lebih banyak refleksi dan berututur dibanding menggurui. Sebuah rangkaian kata yang mudah diamalkan karena ringkas dibanding diktat-diktat tebal yang kadang sulit dimengerti.
Buku ini dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi tulisan Ustaz Yusuf Mansur dengan judul Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus. Gaya pemaparan dai muda pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an ini tak jauh berbeda dengan gaya ceramahnya. Lengkap dengan selingan candaan khas Betawi.
Tulisan Ustaz Yusuf Mansur terbagi dalam lima tema besar, mulai dari cukuplah Allah, hanya perlu doa, berkhidmat kepada Alquran, jalan hidup mulia, dan indahnya berjamaah. Sesuai ungkapan yang sering dikampanyekan sang ustaz, "Allah dulu, Allah lagi, Allah terus", berbicara tentang tauhid dan keyakinan kuat kepada Allah SWT. Namun, dikemas dengan cerita harian yang kadang dialami penulis.
Seperti halnya tentang keyakinan kepada Allah dalam doa. Tulisan berjudul "Durian" menceritakan pengalaman sang ustaz yang datang tausiyah di daerah penghasil durian. Timbul keinginan Ustaz Yusuf mencicipi buah tersebut. Namun, dijawab panitia tidak ada karena tidak musim. "Kalau Allah menghendaki saya dan kawan-kawan makan durian malam itu, ya kun fayakun, lantas saya ajak semua berdoa (hlm 47).
Kisah hikmah yang diangkat dari keseharian bertebaran di tulisan Ustaz Yusuf Mansur. Tak ketinggalan pembahasan mengenai bangsa dan negara tak luput dari perhatian. "Kapolri bakal disayang Allah, Rasul-Nya, dan masyarakat Muslim-Muslimah di Tanah Air bila tidak menunda keinginan para polisi wanita memakai jilbab." (hlm 125).
Dari pemaparan Ustaz Yusuf Mansur, kita belajar keyakinan yang kuat dengan melibatkan Allah dalam aktivitas. Contoh dari kejadian nyata sehari-hari yang digunakan semakin menambah keyakinan jika janji Allah adalah benar.
Penulis kedua, yakni pimpinan Majelis Az-Zikra Ustaz Arifin Ilham. Pengisi tetap kolom "Hikmah" Republika ini mengajak pembaca bertafakur dengan judul bukunya Bersiap untuk Akhirat. Ustaz yang muhasabahnya membawa ke perenungan terdalam ini banyak mengajak pembaca untuk menunjuk diri.
Tulisannya dibagi menjadi tujuh tema besar, yaitu memupuk keimanan, menaklukkan dunia, menjaga hati, beramal untuk akhirat, mencari keberkahan, ukhuwah dan dakwah, serta bertobat sebelum terlambat. Uraiannya lugas, dipertajam ayat-ayat Alquran yang menguatkan. Ustaz Arifin melengkapi tulisannya dengan kisah. Kisah menjadi salah satu media efektif untuk refleksi diri. Terlebih, kisah orang saleh terdahulu.
Tak lupa, penulis menyertakan kutipan nasihat dari para sahabat, tabiin, dan ulama-ulama Islam yang luas ilmunya. "Imam Ali berujar, 'Kuasai dunia dan pimpinlah dia. Letakkan dia di tanganmu, tapi jangan sekali-kali menyimpannya di hatimu!" (hlm 31).
Beberapa tulisan juga hasil curhat jamaah Ustaz Arifin dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa nasihat yang lembut, Ustaz Arifin menuturkan solusi bukan hanya untuk penanya, melainkan juga pembaca. "Cobalah Bunda mulai sekarang sering mengeluh dan mengadulah kepada Allah, pemilik hati dan keadaan kita." (hlm 63).
Buku ini menawarkan banyak kelebihan. Kita mendapat nasihat dari dua ustaz yang tawadhu hanya dalam sekali duduk. Dengan bahasa yang ringan, tidak menggurui, dan menguraikan keseharian. Karenanya, buku tersebut cocok dibaca Muslim yang ingin dekat dengan Allah SWT. ed: hafidz muftisany
Judul : Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus
Penulis : Yusuf Mansur
Penerbit: Republika
Cetakan : I, Juni 2014
Tebal : 155 hlm
Judul : Bersiap untuk Akhirat
Penulis : Arifin Ilham
Penerbit: Republika
Cetakan : I, Juni 2014
Tebal : 168 hlm