Selasa 19 Aug 2014 13:00 WIB

Distributor Diultimatum

Red:

YOGYAKARTA-- Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengaku sangat kecewa dengan distributor buku ajar kurikulum 2013 yang menang tender pengadaan di Kemenerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pasalnya, distribusi ke sekolah-sekolah yang seharusnya selesai Senin (18/8) ini, molor dari target sebelumnya.

Tadi sudah saya cek ke beberapa sekolah dan saya tanyakan ke distributor, ternyata memang tidak sesuai dengan janjinya. Mereka ingkar dengan kendala pencetakan buku. Yogya ini Kota Pendidikan sehingga kami sangat kecewa, kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Swasana, Senin.

Menurut Edy, hingga Senin baru 40 sekolah dasar (SD) yang memperoleh buku ajar 2013 tersebut. Jumlah itu baru 25 persen dari total SD di Kota Yogyakarta.

Sedangkan untuk SMP, SMA/MA, dan SMK, belum sama sekali. Belum ada satu pun sekolah SMP, SMA, dan SMK yang memperoleh buku ajar 2013, ujarnya.

Dengan kondisi ini, Pemkot Yogyakarta, kata Edy, akan bersikap tegas. Pihaknya akan segera melaporkan hal itu ke Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kita masih beri waktu distributor hingga akhir Agustus ini. Tetapi kalau distribusinya awal September, kita akan tegas-tegas menolaknya dan mengembalikannya,katanya.

Pasalnya, Edy mengungkapkan, pada September nanti, siswa sudah masuk ulangan tengah semester. Jika dstribusi dilakukan pada tengah semester maka hal itu percuma saja. Kita akan tolak jika lewat dari Agustus, ujarnya.

Untuk pembelajaran, Edy menambahkan, pihak sekolah melakukan penggandaan materi ajar sendiri per bab. Sedangkan, materi ajar sudah diberikan ke setiap guru di sekolah.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim mengatakan, distribusi buku Kurikulum 2013 diperpanjang sampai semua selesai dikirim ke seluruh sekolah di Indonesia. Saat ini, ia mengungkapkan, pencetakan buku sudah 80 persen.

Terkait dengan adanya tudingan keterlambatan buku-buku dikirim ke sekolah karena mundurnya pelaksanaan tender di percetakan, Musliar mengatakan, pelaksanaan tender percetakan tidak pernah mundur. Penyebab terlambatnya distribusi buku Kurikulum 2013 ini adanya liburan Hari Raya Idul Fitri.

Saat liburan Hari Raya Idul Fitri, ujar Musliar, tentu saja pegawai percetakan banyak yang libur sehingga pencetakan buku terpaksa ditunda karena pabrik berhenti bekerja untuk sementara. Selain itu, di bidang transportasi juga mengalami kesulitan, mereka lebih mengutamakan pengiriman logistik saat menjelang hari raya.

Dalam tender yang dilakukan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) ini, Musliar mengungkapkan, percetakan pemenang tender diberi hak untuk mencetak buku hingga pengirimannya sampai ke lokasi. Keterlambatan distribusi buku ini juga disebabkan oleh banyaknya sekolah yang tidak pro-aktif dalam memesan buku, padahal sudah ada dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang digunakan.

Akibatnya, banyak percetakan yang ragu-ragu mencetak buku. Mereka takut kalau misalnya mengirim buku ke sekolah, lalu saat dikirim, sekolahnya tidak ada orang sehingga tidak ada yang membayar mereka, kata Musliar.

Rasa khawatir tidak dibayar inilah, Musliar menambahkan, yang membuat percetakan terlambat mencetak buku. Makanya, sistem ini memang harus diperbaiki, ujarnya.

Menurut Musliar, pihaknya akan mengadakan rapat lagi untuk mencari solusi seperti apa idealnya pengadaan buku agar keterlambatan pengiriman buku tidak terjadi lagi. Supaya tidak terjadi keterlambatan lagi dalam distribusi buku, Musliar melanjutkan, ke depan buku Kurikulum 2013 semester dua sebaiknya dikirimkan ke Dinas Pendidikan di daerah masing-masing. Nanti kepala Dinas Pendidikan yang mendistribusikan buku-buku tersebut ke sekolah-sekolah yang ada. rep:yulianingsih/dyah ratna meta novia ed: muhammad fakhruddin

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement