Perhelatan World Economic Forum on East Asia yang berlangsung di Jakarta selama dua hari (20-21 April 2015) menjadi ajang bagi negara-negara ASEAN untuk memperkuat kerja sama di sektor pertanian. Untuk memperkuat pembangunan pertanian berkelanjutan dan inklusif serta ketahanan pangan di kawasan, pada Selasa (21/4), para pemimpin ASEAN meluncurkan Grow Asia.
Kemitraan Grow Asia akan melibatkan lebih dari 100 organisasi. Target Grow Asia adalah mencetak 10 juta petani pada 2020, meningkatkan produktivitas petani, profitabilitas, dan kelestarian lingkungan sebesar 20 persen.
Vietnam, Indonesia, Myanmar, dan Filipina telah meluncurkan inisiatif nasional sebagai bagian dari Grow Asia dengan memobilisasi 28 proyek rantai nilai dan mencetak lebih dari 100 ribu petani sampai saat ini. Grow Asia akan mendukung ekspansi usaha tersebut dan melibatkan negara-negara lain di kawasan ASEAN.
Managing Director World Economic Forum USA Sarita Nayyar mengatakan, kemitraan Grow Asia merupakan misi World Economic Forum sebagai sebuah organisasi internasional untuk kerja sama publik-swasta. "Pekembangan dan katalis inisiatif ini dalam kemitraan dengan ASEAN dan pemimpin global diharapkan memberikan kontribusi bagi keberhasilan sebagai penggerak transformasi di kawasan itu," katanya.
Sekjen ASEAN Le Luong Minh menuturkan, sektor pertanian dapat menjadi mesin pertumbuhan di kawasan ASEAN. Menurutnya, untuk mencapai potensi ini akan bergantung pada dukungan dari semua pemangku kepentingan.
Sementara, Wakil Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengatakan, kemitraan Grow Asia penting untuk meningkatkan kerja sama penggunaan sumber daya yang berkelanjutan di kawasan dalam rangka memastikan masa depan ketahanan pangan.
Menurut Perdana Menteri Kerajaan Kamboja Samdech Techno Hun Sen, ASEAN perlu meningkatkan produktivitas lahan yang ada dan memberikan kesempatan bagi petani. "Sektor swasta memiliki peran untuk bermain dalam membawa pembangunan pertanian melalui mekanisme pasar," ujarnya.
"Grow Asia akan membantu meningkatkan model bisnis yang inovatif yang kami kembangkan melalui program kemitraan untuk Indonesia dalam pertanian berkelanjutan untuk tanaman, seperti padi, jagung, dan kelapa sawit," ungkap Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky Widjaja.
Grow Asia akan menyediakan platform untuk mengoordinasikan semua pemangku kepentingan untuk mendukung tujuan negara-negara ASEAN, termasuk anggota komunitas internasional yang lebih luas. Untuk mendukung program Grow Asia, Pemerintah Australia dan Kanada mengumumkan pemberian dukungan finansial sebesar 9,5 juta dolar AS selama tiga tahun.
"Sebagai tetangga dekat kawasan ASEAN, Australia percaya kemitraan yang unik ini akan menguntungkan masyarakat setempat dan berkontribusi untuk tujuan ketahanan pangan regional yang lebih luas," kata Duta Besar Australia untuk ASEAN Simon Merrifield.
Sekjen Asian Farmers Association for Sustainable Rural Development (AFA) Estrella Penunia mengatakan, kemitraan Grow Asia akan memberikan peluang untuk peningkatan kapasitas petani di kawasan ASEAN. "Kita bisa membawa peluang baru untuk tingkat akar rumput dengan mengorganisasi petani dan membangun kapasitas mereka," ujarnya. c87 ed: Nidia Zuraya