Jakarta semakin renta. Pada 22 Juni usianya akan mencapai 487 tahun. Tapi, segudang masalah masih menghantui, mulai dari macet, banyak sampah, kurang memadainya sistem transportasi, daerah penghijauan yang minim, dan banjir di kala musim hujan.
Karena itu, banyak perubahan yang harus dilakukan pemerintah untuk membuat Jakarta lebih baik, termasuk dalam hal kenyamanan dan kelengkapan fasilitas bagi para pelajar yang hidup dan tinggal di kota metropolitan tersebut.
Keluhan itu juga yang diungkapkan Ishmah Idzni. Untuk mahasiswa semester 2 UIN Jakarta, tidak hanya macet dan banyak sampah, ibu kota Indonesia ini juga masih kurang akan koneksi internet gratis (wifi) di sejumlah tempat umum, khususnya di dekat lingkungan pendidikan. Hal itu yang menjadi kekecewaan utama Ishmah.
Mahasiswi pendidikan fisika UIN Jakarta ini sangat menyesalkan hal tersebut. Bagi dia, fasilitas itu sangat penting bagi para pelajar saat ini.
Koneksi internet penting, terutama untuk proses pembelajaran dan menuntut ilmu bagi para pelajar Indonesia dan Jakarta pada khususnya. "Sebenarnya, bagi para pelajar seperti aku dan teman-teman, fasilitas penunjang yang paling penting adalah koneksi wifi. Soalnya, itu sangat dibutuhkan untuk belajar," ujar dara berusia 18 tahun ini.
Mahasiswi yang baru kos selama sembilan bulan di Jakarta ini juga merasa kecewa dengan kurangnya ruang belajar umum yang nyaman, seperti taman dan lainnya yang enak untuk dijadikan tempat berdiskusi dan belajar bersama di luar lingkungan kampus.
Kadang-kadang, kata dia, mahasiswa bosan dan butuh suasana baru di luar lingkungan kampus untuk belajar. Selain itu, keberadaan taman sendiri juga sangat bermanfaat untuk tinggal di Jakarta yang kering. Hingga, dapat mengurangi bahkan mengatasi bencana banjir yang kerap kali datang dan menjadi langganan di Jakarta saat musim tiba.
Padahal, kota besar harusnya tidak mengalami bencana banjir tahunan yang sering terjadi, seperti saat ini. Untuk itu, penanganan soal sampah juga penting adanya. Terlebih, sampah, jelas Ishmah, juga merupakan salah satu sumber masalah bagi kesehatan dan bencana yang terjadi. Jumlahnya yang semakin banyak dan tidak terkendali sungguh sangat mengganggu. Hal itulah kadang yang membuat dirinya tidak betah berada di Jakarta dalam waktu yang lama.
Kini, seiring dengan bertambahnya usia Jakarta, dia berharap, pemerintah bertindak lebih aktif untuk mengatasi segala masalah yang ada. "Sekarang, di Lebak Bulus macetnya parah banget. Mau pagi, siang, atau sore tetap macet. Jadi, masalah transportasi harus segera diatasi dengan baik.''
Ruang Terbuka
Ahli tata kota Yayat Supriatna menilai, Jakarta harus memperbanyak ruang terbuka, seperti taman yang inovatif dan kreatif bagi para pelajar.
Hal itu dilakukan untuk mendukung dan menyalurkan segala jenis aktivitas dan bakat para pelajar. Sekarang ini, mereka lebih banyak melakukannya di dalam ruang, seperti mal. "Perlu menciptakan ruang yang berani, taman kreatif dan inovatif," ujarnya.
Hasilnya, generasi bangsa yang ada sekarang ini kurang kreatif dan hanya mengetahui hal yang serbainstan. Berbeda dengan pelajar zaman dahulu yang justru lebih kreatif dengan banyak melakukan aktivitas luar yang menyenangkan.
Tak hanya keterbatasan ruang taman, beragam acara atau perlombaan pun kurang banyak diadakan saat ini. Padahal, menurut Yayat, itu sangat penting untuk perkembangan dan pembentukan generasi bangsa ke depannya.
Dengan banyak kegiatan dan perlombaan, membuat para pelajar lebih tertantang dan punya jiwa kompetisi yang baik untuk masa depan Indonesia. Karena itu, dia berharap, event organizer sekarang ini lebih banyak mengadakan acara yang inovatif dan kreatif yang melibatkan para pelajar.
"Sebenarnya, ini bukan masalah kurang fasilitas, tapi ajang atau wadahnya ini yang harus diperbanyak untuk para pelajar. Seperti zaman saya pada 1970-an, banyak acara yang ada untuk meningkatkan kreativitas," jelas Yayat.
Kendati tidak harus membangun ruang terbuka lainnya, pemerintah harusnya dapat memanfaatkan dengan maksimal ruang-ruang terbuka yang sudah ada saat ini dengan membuat acara yang menarik bagi para pelajar.
Sebenarnya, fasilitas Jakarta sudah lumayan lengkap untuk pendidikan. Ruang terbukanya pun cukup untuk mendukung segala jenis kegiatan para pelajar. Meskipun, jumlahnya cukup terbatas dan hanya ada di beberapa tempat.
Meski begitu, menurutnya, hal itu cukup untuk menampung segala jenis kegiatan para pelajar yang ada sekarang ini."Jadi ini tuh bukan tempatnya, tapi event-nya yang penting. Kalau event-nya ada, ruang sosial manapun bisa jadi tempat kreatif untuk mendukung para pelajar.''
***
5 Fakta Unik Ibu Kota
* 13 Kali Ganti Nama
Mungkin kalian kaget akan fakta ini. Karena, hampir semua orang hanya tahu pergantian nama Jakarta sebanyak dua kali. Itu salah besar. Dahulu, Jakarta hanya berupa sebuah pelabuhan kecil yang bernama Sunda Kelapa, kemudian berubah menjadi Jayakarta. Lalu, pemerintahan Belanda menduduki Jayakarta dan berganti nama menjadi Sta Batavia yang kemudian berubah lagi menjadi Gemeente Batavia pada 1905. Kemudian, pada 1942 pendudukan Jepang mengubah nama Batavia menjadi Jakarta Toko Betsu Shi. Lalu, setelah Jepang menyerah kepada sekutu, namanya menjadi Pemerintah Nasional Kota Jakarta. Selang beberapa lama, Jakarta diduduki oleh pemerintahan NICA, namanya pun kembali seperti dulu, Stad Gemeente Batavia. Dan, pada 24 Maret 1950 diubah kembali menjadi Kota Praja Jakarta. Pada 18 Januari 1985 bernama Kota Praja Djakarta Raya. Kemudian, pada 1961 terbentuklah Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta raya.
* Maskot Jakarta
Mungkin kalian menyangka Monas adalah maskot dari Kota Jakarta. Tapi, sebenarnya bukan. Elang bondol dan salak condet yang merupakan maskot ibu kota Indonesia ini. Elang bondol dan salak condet dijadikan maskot Jakarta pada 1989. Patung ini bisa dilihat di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
* 47 Museum
Bisa dibilang Jakarta adalah kota museum. Kota ini memiliki jumlah museum terbanyak di dunia. Sedikitnya, ada 47 museum yang tersebar di seluruh ibu kota Indonesia ini.
* Banjir Mal
Selain museum, Jakarta juga dibanjiri oleh mal. Bahkan, ibu kota ini memilikinya di setiap sudut tempat dengan jarak yang berdekatan. Tapi, hal itu tetap tidak mengurangi jumlah pengunjung. Hampir semua mal di Jakarta selalu ramai dikunjungi, apalagi tiap akhir pekan.
* Kaya Budaya
Tahu dengan lenong, ondel-ondel, jaipong, kerak telor? Itu hanya segelintir budaya yang ada di Jakarta. Sebab, masih banyak lagi keragaman budaya yang ada di ibu kota Indonesia ini.
***
Dari Great Sale Sampai Karnaval
Di setiap perayaan ulang tahunnya, Jakarta selalu memberikan banyak festival yang bisa oleh seluruh kalangan warganya. Berbagai macam festival tersebut ibarat sebuah pesta besar yang digelar untuk memeriahkan ulang tahun Ibu Kota dan memanjakan warganya dengan berbagai hiburan.
Tak hanya dalam rangka menyambut perayaan ulang tahun, kini Jakarta juga menggelar festival meriah pada akhir tahun. Beragam festival tersebut tak hanya menyedot perhatian seluruh warga Jakarta dan sekitarnya, tapi juga sebagai upaya untuk membangun pariwisata dan menarik wisatawan.
Sejumlah festival yang kerap diadakan dan mencuri perhatian, di antaranya, Jakarta Great Sale, Jakarnaval, Pekan Raya Jakarta, dan Jakarta Night Festival.
Bagi kaum hawa, Jakarta Great Sale menjadi festival yang paling ditunggu karena menawarkan diskon belanja besar-besaran di sejumlah pertokoan di Jakarta dan sekitarnya. Festival ini mulai diperkenalkan pada 1982 yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan nama Festival Pertokoan.
Ajang tersebut mendapatkan antusiame yang sangat tinggi dari masyarakat dan pada 1990 berganti nama menjadi Pesta Diskon dan berubah lagi menjadi Jakarta Great Sale. Selama 30 tahun berjalan, festival belanja terbesar ini terus berevolusi sebagai brand image DKI Jakarta.
Tahun ini, Jakarta Great Sale digelar di 75 pusat perbelanjaan yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Selama satu setengah bulan, yakni mulai 7 Juni sampai 19 Juli 2014 seluruh pusat perbelanjaan yang menjadi peserta akan memberikan banyak potongan harga dan program acara menarik.
Selain festival belanja besar-besaran, Jakarta juga memberikan hiburan karnaval bertajuk Jakarnaval yang tak kalah seru dengan karnaval di kota atau negara lain.
Sebanyak 800 peserta dan 30 kendaraan hias telah siap untuk memeriahkan jalan-jalan protokol Ibu Kota tepat pada perayaan ulang tahun Jakarta pada 22 Juni. Setiap tahun, Jakarnaval selalu menampilkan tema yang berbeda, tahun ini karnaval besar tersebut mengambil tema ‘Keajaiban Topeng Nusantara’.
Meskipun karnaval tersebut digelar untuk merayakan ulang tahun Jakarta, peserta yang diundang tak hanya berasal dari Jakarta saja. Ada lima daerah di Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam karnaval tersebut, yakni Kalimantan Utara, Ponorogo, Indramayu, Bali, dan Solo. Sehingga, Jakarnaval tak hanya menampilkan kebudayaan Betawi, tetapi juga memperkenalkan keragaman budaya nusantara kepada wisatawan lokal dan asing.
Gegap gempita festival di Jakarta tak hanya berlangsung pada saat perayaan ulang tahun, tapi juga pada akhir tahun sebuah pesta akbar digelar dan tak kalah meriah. Jakarta Night Festival mengundang seluruh masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk menyaksikan berbagai pertunjukan seni budaya dan hiburan di panggung yang telah dipersiapkan.
Tahun lalu, Jakarta Night Festival mendirikan 12 panggung yang tersebar di sejumlah titik untuk menyajikan berbagai variasi hiburan, seperti musik tradisional, kontemporer, dan modern. Pesta akhir tahun tersebut tak hanya memanjakan masyarakat dengan sederet hiburan, tapi memberikan edukasi.
rep:rizky jaramaya/aghia khumaesti ed: endah hapsari