Tinggal di negara asing membuat remaja yang akrab disapa Putri tersebut merasa jauh dari Sang Pencipta. Meskipun tinggal di Qatar yang notabene merupakan negara Islam namun sehari-hari Putri mengenyam pendidikan di sekolah internasional dan bergaul dengan teman-teman dari berbagai macam negara. "Selama di Qatar kita berinteraksi dengan komunitas internasional, bukan komunitas Islam, jadi kadang merasa jauh dari Allah," ujar Putri.
Anindya Thea Putri
Awalnya, Putri sempat merasa ragu ketika orang tuanya mendaftarkan dirinya untuk ikut pesantren kilat. Pasalnya, ia belum pernah mengikuti pesantren. Namun, setelah mendapatkan penjelasan, akhirnya Putri memutuskan untuk mengambil bagian dalam kegiatan tersebut. Lagi pula, pesantren kilat ini merupakan kegiatan positif untuk mengisi liburan musim panas selama dua bulan.
Sekitar sepuluh hari mengikuti kegiatan pesantren kilat, Putri merasakan banyak perubahan yang terjadi pada dirinya, terutama dalam hal beribadah. Ia menjadi lebih khusyuk dan menikmati setiap ritual ibadah yang dijalankan, mulai dari shalat, mengaji, dan mendengarkan kajian. "Alham dulillah, saya merasa dekat de ngan Allah," ujar Putri.
Putri mengatakan, kegiatan pesantren kilat sangat penting bagi para generasi muda karena dalam kehidupan sehari-hari mereka tak hanya berinteraksi dengan sesama Muslim saja dan terkadang lupa beribadah. Kegiatan pesantren kilat dapat mengingatkan para generasi muda dengan keislamannya dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Setelah mengikuti pesantren kilat itu, ia berharap bisa selalu beribadah dengan tepat waktu dan selalu mengingat kebesaran Sang Pencipta. Selain itu, kegiatan tersebut menginspirasinya agar tetap memperdalam ilmu agama dan tidak ragu untuk menunjukkan identitasnya sebagai seorang Muslim.