Rabu 20 Aug 2014 16:00 WIB
Musik

Menyentil Bangsa Lewat Musik

Red:

Instrumen musik "Janger" mengalun indah mengawali pertunjukan Raya Indonesia yang diberi nama "Denting dan Selenting (Musik dan Dialog) Kemerdekaan Kebangsaan" yang digelar di Galeri Indonesia Kaya (GIK), beberapa waktu lalu.

Digarap oleh para dedengkot musik, seperti Yovie Widianto, Bubi Sutomo, hingga Iwan Wiradz, sebuah pertunjukan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Indonesia Cerdas (PSIC) itu hadir untuk menyuarakan kritik atau pandangan tentang negeri kita tercinta lewat karya lagu ciptaan Bubi Sutomo, yang memang sarat akan lirik-lirik tajam tentang Indonesia.

Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak bangsa ini, khususnya para generasi muda, untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Airnya yang akhirnya bisa berujung pada kehancuran negeri Indonesia Raya.

Irama musik dan lantunan lagu yang ditampilkan mengajak para penonton untuk merayakan pandangan, sikap, minat, dan kedalaman cinta pada Indonesia. Di antaranya, lagu berjudul "Negeri, Dirimu dan Diriku" yang berkisah tentang keindahan negeri yang tidak diseimbangkan dengan baik hingga kisah pilu rakyat yang sengsara. 

Atau lagu "Terba(L)ik" yang menyentil perilaku pejabat tidak bertanggung jawab namun justru mendapat keuntungan besar. Berbeda jauh dari nasib TKI yang bekerja keras, tapi diabaikan dan lainnya.

Selama pertunjukan berlangsung, para penonton diberi kesempatan untuk menyumbangkan suaranya sesuai dengan keadaan bangsa pada zamannya, terutama generasi muda. "Setiap zaman memiliki spirit musik yang berbeda," ujar penggagas PSIC sekaligus musisi Yovie Widianto.

Selain itu, penonton yang merupakan teman satu almamater Bubi dari ITB ini juga bisa menikmati dialog tentang "yang tak kunjung datang" atau "kebisuan dan keheningan". Yang menarik, dalam pertunjukan itu Bubi sengaja berkolaborasi dengan mereka yang tidak masuk kategori musisi. "Saya memang sengaja tidak kolaborasi dengan para musisi lainnya, tapi dengan teman-teman saya dan keponakan untuk lebih meresapi lagu-lagu saya," ujarnya. Sebab, kecintaan terhadap bangsa Indonesia dapat disuguhkan dalam berbagai cara, termasuk mengkritik atau menyentil lewat pertunjukan musik.

Harmonisasi musik diaransemen oleh komposer musik Tanah Air dan mengajak para generasi muda untuk turut serta berpartisipasi dalam proses pembangunan bangsa yang beradab dan cinta Tanah Air. "Pertunjukan ini menjadi salah satu sajian yang sangat segar dan tidak membosankan bagi para penikmat seni di GIK," kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian.

rep:aghia khumaesi ed: endah hapsari

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement