Rabu 17 Dec 2014 20:00 WIB

Pendekar Tongkat Emas, Meracik Silat dalam Panorama Sumba

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Semua berawal dari senjata pamungkas yang dimiliki oleh pendekar wanita tangguh serta disegani bernama Cempaka (diperankan Christine Hakim). Di tangannya, sebuah tongkat emas mengumbar kesaktiannya.

Konon, pemegang senjata sakti itu juga harus menguasai jurus mematikan yang tak tertandingi agar dapat menggunakannya. Menyadari usianya tak muda lagi serta fisik yang semakin melemah, Cempaka pun memilih seorang muridnya untuk menjadi pemegang tongkat emas selanjutnya. Ia juga berencana mewariskan jurus pengendalinya kepada murid itu.

Cempaka memiliki empat murid bernama Biru (Reza Rahardian), Gerhana (Tara Basro), Dara (Eva Celia), dan Angin (Aria Kusumah). Di antara keempatnya, Biru memiliki kemampuan silat paling hebat dan kuat. Namun, tongkat Emas justru diberikan Cempaka kepada Dara yang kemampuannya dinilai masih kurang.

Rupanya, Biru dan Gerhana merasa keputusan tersebut tak adil. Sehingga, pada suatu hari saat Cempaka bersama Dara dan Angin hendak pergi belajar jurus Tongkat Emas, Biru serta Gerhana menghadang perjalanan itu. Pertarungan sengit pun terjadi. Dengan sisa-sisa tenaganya, Cempaka tetap berusaha melindungi tongkat emas sampai akhirnya ia dibunuh oleh dua muridnya yang berkhianat tersebut.

Dara dan Angin kemudian berlari seraya membawa tongkat emas. Gurunya sempat berpesan, bila terjadi sesuatu pada dirinya sebelum sempat mengajarkan jurus Tongkat Emas, mereka harus mencari pria bernama Naga Putih. Kepada Dara, Cempaka mengungkapkan, selain dirinya pria itu merupakan pemilik jurus Tongkat Emas.

Sayangnya, tak mudah bagi Angin serta Dara mencari sosok tersebut, ditambah lagi Biru dan Gerhana terus mengejar mereka tanpa henti. Keduanya bahkan memfitnah Dara dan Angin sebagai pembunuh Cempaka di depan Dewan Persilatan. Biru serta Gerhana pun terus beraksi mengacaukan dunia persilatan, juga menindas orang lemah atas nama Cempaka dan tongkat emas. Tak ada yang bisa menghentikan tindakan brutal mereka.

Di tempat lain, Dara dan Angin dipertemukan dengan pria pendiam nan misterius bernama Elang (Nicholas Saputra), yang ternyata putra dari pasangan Cempaka dan Naga Putih. Ia menjelaskan, Naga Putih juga sudah tak ada di dunia ini. Dia pun mengaku menguasai jurus Tongkat Emas dari ayahnya.

Ketika Biru dan Gerhana belum juga berhasil menguasai tongkat emas, yang tersisa adalah rasa putus asa Dara. Merasa prihatin, Elang kemudian bersedia mengajarkan Dara jurus Tongkat Emas yang melegenda tersebut. Kendati bukan hal mudah bagi Dara untuk menguasainya dengan sempurna.

Di antara cerita cinta, horor, serta seks yang mendominasi film Indonesia sekarang, film yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah ini menyuguhkan sajian yang seolah melawan arus utama. Film Pendekar Tongkat Emas berhasil menggambarkan kekejaman serta loyalitas dalam dunia persilatan. Setiap adegan juga tampak rapi dan mampu menarik perhatian penonton. Misalnya saja, saat Cempaka berbicara kepada muridnya dalam posisi duduk sambil berputar.

Sedikit bumbu cinta dalam cerita film ini pun bakal membuat penonton tak merasa bosan selama menyaksikan film berdurasi 113 menit ini. Sang sutradara cukup tepat memasukkan unsur romantis dalam film silat dengan komposisi yang tak berlebihan. Kehadiran para bintang muda dan aktris senior sekaliber Christine Hakim turut menjadi daya pikat film ini.

Sayangnya, sejumlah detail penting seolah diabaikan begitu saja. Seperti waktu yang tak secara gamblang dijelaskan dalam film sehingga penonton tak tahu, di mana atau tahun berapa kejadian itu berlangsung. Ada pula efek adegan pertarungan di bagian akhir yang terasa kurang natural.

Namun, bak oase, kehadiran film Pendekar Tongkat Emas terasa menyegarkan. Panorama keindahan alam Indonesia di Sumba, Nusa Tenggara Timur, merupakan mahakarya yang tak terbantahkan.

Tak sekadar menonton, pesan moral tentang makna kesetiaan, kebersamaan, rendah hati, hingga kepercayaan terselip di sana. Seperti ketika Cempaka melontarkan pertanyaan pada keempat muridnya dan mengajak kita merenung. “Meski ilmu kalian sangat unggul, siapkah kalian menahan diri untuk tidak menjadi pemenang?'' N c91 ed: endah hapsari

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement