Selasa 27 Dec 2016 13:00 WIB

Harmonisasi Perpaduan Tenun Ende

Red:

Musa Widyatmodjo, merupakan perancang busana Indonesia yang namanya sudah tidak asing lagi. Ia juga dikenal sebagai perancang yang peduli terhadap budaya Indonesia.

Tak heran, Musa pun ikut serta dalam Pameran Pesona Kain dan Budaya Ende. Musa mengatakan, melestarikan warisan budaya adalah sebuah kegiatan memahami dan melanjutkan perjalanan sebuah proses tradisi ditengah modernisasi dan inovasi.

Sebuah konsistensi yang menjunjung tinggi hati nurani agar tetap memiliki jati diri untuk negeri sendiri. "Untuk itu, saya dengan senang hati dan sepenuh hati mau mendukung acara Pameran Pesona Kain dan Budaya Ende ini," ujarnya kepada Republika seusai peragaan busana karyanya di acara tersebut di Jakarta, belum lama ini.

Dalam peragaan kali ini, Musa tentu saja terinspirasi dari tenun ikat Ende yang memiliki nilai yang kuat. Menurut penilaian Musa, kain Ende hadir dengan motif primitif, sederhana dengan pemikiran sederhana. Tapi, pengertiannya tidak sederhana, karena ada sistem ikat mengikat.

Sementara, dari segi warna cenderung keruh. Ia mengungkapkan karena mungkin dulu banyak pewarna alam. Selain itu, juga karena kebiasaan mereka, logikanya kalau di Ende terang dan panas, kalau diberi warna silau, tentu akan menyorot ke mata. Itu berdasarkan analisis kondisi lingkungan.

Bukan hanya itu, warna juga demikian, kombinasi warna ada teorinya. Jadi, tak hanya asal menggabungkan warna, akan tetapi juga terkait mix and matched dari hasil penggabungan tersebut.

Delapan koleksi

Dalam peragaan disela pembukaan pameran tersebut di UP Museum Seni yang kini dikenal dengan Museum Tekstil, Musa menghadirkan delapan koleksi busana. Empat di antaranya busana pria dan empat lainnya untuk perempuan. "Baju saya bisa berbagai macam bahan tapi warnanya harmonis, karena di balik itu sendiri pakai teori," ujarnya.

Ia mengatakan, prinsipnya sebagai perancang mode, ahlinya merancang mode dalam arti luas. Dia sadar dia bukan perancang tekstil, tapi bukan bermaksud menggurui para pengrajin tersebut karena mereka punya kebiasaan, cerita, dan makna dalam kain tenunnya.

"Saya tipe desainer yang mengatakan bahannya apa, sini deh yang ada saya olah, jadi sesuatu yang bagus, itulah yang saya lakukan dengan tenun ende sendiri," kata dia menambahkan.

Musa mengkombinasikan tiga tenun ende dalam satu gaun. Lalu, ia gabungkan dengan kain bertekstur, misalnya katun yang ia jahit sendiri dibagian lengan salah satunya. Ia mengkreasikan kain dengan empat lima potong jenis yang berbeda, itu bisa menjadi satu busana yang harmonis.

Meski begitu ia mengaku, menciptakan busana yang sederhana. Sebab, ia meyakini hampir semua orang menyukai busana sederhana.

 "Tapi, itulah tugas kita sebagai perancang mode mengolah. Saya punya misi bagaimana mengglobalkan heritage. Budaya kita bisa jadikan contoh jadi sesuatu yang unik, luar biasa," ujarnya.

Lalu, bagaimana cara Musa mengawinkan motif? Ia mengatakan, hanya dilihat dari segi warnanya saja. Untuk motif, bila kain tersebut bermotif geometris dan dipadupadankan dengan geometris tidak masalah.

 "Sebenarnya desain ada teorinya semua, teori bahan, cutting, pola, warna, garis. Untuk koleksi kali ini saya konsepnya selalu harmonisasi, lebih elegan, lebin cantik, lebih ganteng. Cutting-nya sederhana, karena lebih menekannya motif kainnya, sesuatu yang sangat modern yang bisa dipakai, dipadankan dengan bahan katun polos hitam yang dijahit di bagian lengan," kata dia memaparkan.

Dalam koleksi busana perempuan, Musa memadankan warna kain tenun Ende yang khas warna cokelat dengan warna oranye dan ungu. Ada juga kombinasi tenun ende warna hitam dan biru. Kombinasi warna kain tenun ende hitam dan cokelat. Ada juga biru, hitam, dan cokelat.

Sedangkan, koleksi pria yang modelnya lebih kepada kemeja lengan panjang yang sederhana, Musa memadankan tiga motif tenun ende dengan tiga warna dengan kain polosan hitam di bagian lengannya. Ada kombinasi warna tenun. Selain permainan warna, tekstur, bahan, Musa juga menambahkan detail renda putih dan manik. Ini untuk menambah kesan kemewahan, lebih detail, dan lebih kaya.

Ia mengatakan, koleksinya kali ini biasanya dipakai untuk kerja, rapat, kunjungan dinas oleh para anggota DPR RI. Ada juga yang resmi untuk pesta. Dari situ terlihat jelas target yang pakai koleksi Musa adalah pria wanita usia 30 tahun ke atas. Delapan koleksi yang ditampilkan Musa dalam pameran tersebut dilelang. Harga start yang dilelang mulai dari Rp 3 juta untuk koleksi pria, Rp 4 juta untuk koleksi perempuan.

Semua hasil bersih dari lelang atau penggalangan dana akan digunakan sepenuhnya untuk membantu program revitalisasi Museum Tenun Ikat Ende dan mendukung program ekonomi kreatif dan pemberdayaan para pengerajin tenun di Kabupaten Ende.

Dalam ajang tersebut, penggagas Komunitas Peduli Wastra Indonesia, Sinta Kaniawati mengatakan, Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan budaya yang luar biasa dan masih belum semuanya dikenal baik oleh masyarakat Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki potensi budaya tersebut adalah Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur dengan Kain Tenun Endenya.

"Untuk itu ingin sekali mengajak masyarakat menggali pesona kain tenun Ende dengan menyelenggarakan Pameran Pesona Kain dan Budaya Ende," kata dia.

Bernadetha Maria Sere Ngura Aba yang akrab disapa Sere selaku Pemerhati Sosial Ekonomi untuk kain Tenun menyatakan, saat ini kain tenun Ende kehilangan momentum untuk berkembang, kain tenun Ende kerap dianggap hanya menjadi komoditas saja. Padahal, makna di balik kain tenun Ende sangatlah beragam yang seharusnya menjadi khazanah dan kekayaan kebudayaan nasional yang multikultur.

"Hilangnya kesadaran, orentasi, dan makna terhadap budaya dan tradisi membuat kain tenun Ende kurang diketahui oleh masyarakat Indonesia, terutama generasi mudanya, di tengah gencarnya bermunculan budaya-budaya modern yang adoptif,"ujar dia.      Oleh Desy Susilawati, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Baqarah ayat 185)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement