Rabu 16 Jul 2014 12:00 WIB

Israel Rusak Gencatan Senjata

Red:
Mideast Israel Palestinians
Mideast Israel Palestinians

GAZA CITY -- Militer Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza, Palestina, hanya beberapa jam setelah menyetujui proposal Mesir mengenai gencatan senjata di Gaza, Selasa (15/7). Sebelumnya, Pemerintah Mesir melayangkan usulan gencatan senjata untuk menghentikan serangan Israel ke Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukri pun meminta para menteri luar negeri negara-negara Arab (Liga Arab) yang sedang melakukan pertemuan di Kairo untuk mendukung prakarsa gencatan senjata yang telah disiapkan Mesir. Dalam dokumen inisiatif tersebut, Mesir menetapkan batas waktu pukul 06.00 GMT pada Selasa (15/7) sebagai waktu gencatan senjata. Para menteri luar negeri Liga Arab pun menginginkan, pemberlakukan gencatan dilakukan setiap kali Mesir menerima "komitmen oleh kedua pihak untuk menghentikan permusuhan".

Semula, Kabinet Keamanan Israel menerima usulan gencatan senjata yang diajukan Pemerintah Mesir. "Kabinet telah memutuskan menerima Prakarsa Mesir untuk gencatan senjata mulai pukul 09.00 waktu setempat hari ini," kata Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jerusalem, Selasa (16/7).

Tidak ada laporan segera serangan-serangan roket di Israel setelah tenggat waktu itu. Militer Israel hanya mengatakan, dua roket telah menghantam wilayah selatan semalam dan dua lain ditembakkan jatuh hanya 15 menit sebelum Prakarsa Mesir diberlakukan.

Namun, hanya beberapa jam setelah menyepakati gencatan senjata, The Guardian melaporkan, Israel kembali menggempur wilayah Jalur Gaza dengan hantaman rudal-rudal pesawat udara mereka. Israel berdalih, serangan tersebut merupakan respons atas roket-roket darat yang diluncurkan pasukan perlawanan Hamas ke wilayah perbatasan Israel. Israel juga menyalahkan Hamas yang menyatakan tidak mau menyepakati Prakarsa Mesir.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pejabat berwenang Israel, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan, penolakan Hamas terhadap gencatan senjata memberikan legitimasi penuh bagi Israel untuk meningkatkan operasi militernya di Gaza. Deputi Menter Luar Negeri Israel Danny Ayalon menambahkan, Israel kemungkinan akan meningkatkan operasi militernya, termasuk melakukan serangan darat layaknya serangan udara dan laut yang selama ini sudah dilakukan.

Juru bicara Hamas Fawzi Barhum mengatakan kepada AFP, tidak akan ada gencatan senjata tanpa kesepakatan matang sepenuhnya untuk mengakhiri permusuhan. "Dalam masa perang, Anda tidak bergencatan senjata dan kemudian berunding," katanya. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzudin al-Qassam, juga menolak usulan Mesir yang disebutnya sebagai "langkah menyerah". Hamas justru berjanji untuk meningkatkan serangan terhadap Israel.

Mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya menyatakan, gencatan senjata hanya akan terjadi apabila blokade Israel atas Palestina dibuka. "Masalahnya bukan pada gencatan senjata dan kembali pada kesepakatan awal," kata Haniya seperti dilansir Mi'raj News Agency (MINA), Selasa (15/7).

Menurut Haniya, masalah utama di Jalur Gaza adalah blokade yang mengakibatkan warga Palestina kelaparan, menderita, dan mengalami rasa sakit yang mencekik. Oleh karena itu, blokade yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina harus segera dihentikan. "Agar rakyat Gaza bisa hidup layaknya manusia hidup di dunia lainnya. Lagi pula, Hamas tidak pernah memulai perang dengan Israel, tetapi justru Israellah yang memulainya terlebih dahulu," ujar Haniya.

Di Ramallah, Presiden Palestina Mahmud Abbas menyambut baik gagasan gencatan senjata Mesir. Abbas pun mendesak kedua pihak agar berkomitmen pada ketentuan gagasan gencatan senjata baru. Sampai Senin (14/7) malam, jumlah warga Gaza korban yang gugur akibat serangan udara pasukan militer Israel meningkat menjadi 187 orang. Jumlah ini telah melebihi agresi militer Israel pada 2012 yang disebut-sebut sebagai 'putaran utama' kekerasan Israel terhadap penduduk Jalur Gaza, Palestina. n c64/c66/antara red: ani nursalikah, dessy suciati saputri ed: eh ismail

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement