Ahad 03 Aug 2014 13:00 WIB

Serangan Israel Berlanjut

Red: operator
Tank-tank Israel dalam posisi menghadap sebuah desa Suriah dari Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel.
Foto: Reuters/Avihu Shapira
Tank-tank Israel dalam posisi menghadap sebuah desa Suriah dari Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel.

Hamas mengaku bertanggung jawab atas penyergapan tentara Israel di Rafah.

GAZA --Israel melakukan serangan baru terhadap Gaza dengan alasan memburu tentaranya yang hilang. Para pejabat Pales ti na mengatakan, 150 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel sejak Sabtu dini hari (2/8). Sebagian besar korban di Rafah, tempat di mana tentara Israel Hadar Goldin menghilang.

Petugas Kesehatan Palestina Ashraf Al-Kidra mengatakan, serangan Israel pada Sabtu dini hari itu setidaknya menewaskan 35 warga Palestina. Mereka mengatakan, serangan Israel sejak sema lam menghancurkan setidaknya 40 rumah, tiga masjid, dan Universitas Islam di Gaza.

Israel membombardir wilayah selatan Gaza, Kota Rafah, setelah menyatakan seorang tentaranya diculik oleh pejuang Palestina. Menurut pihak Israel, orang-orang bersenjata Hamas dan seorang pengebom bunuh diri menyerbu keluar dari terowongan dan menyergap tentara Israel di Rafah selatan pada pukul 09.30 waktu setempat, Jumat (1/8).

Disebutkan, aksi bom bunuh diri itu menewaskan dua tentara Israel dan membawa pergi Letnan Hadar Goldin melalui lorong ba wah tanah. Pada Sabtu (2/8), Hamas akhirnya mengaku bertanggung jawab atas penyergapan mematikan di Rafah. Namun, Hamas menyatakan, insiden itu terjadi sebelum gencatan senjata dan itu tidak melanggar aturan gencatan senjata yang disponsori Amerika Serikat dan PBB.

Pernyataan sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, di tujukan untuk mendahului intensi fikasi serangan Israel selama 25 hari di wilayah kantong pen duduk Palestina. Pernyataan itu juga menangkis tuduhan internasional yang menyalahkan Hamas atas gagalnya gencatan senjata.

Hamas mengatakan, tidak tahu apa yang terjadi pada tentara Goldin. Namun, jika ia memang tertangkap, Hamas mengatakan, perwira itu mungkin meninggal menyusul serangan Israel setelah penyergapan tersebut.

Brigade al-Qassam me ngatakan, mereka sulit berkomunikasi dengan para pejuang yang terlibat penyergapan di Ra fah. Mereka memercayai serang an itu terjadi pukul 07.00 waktu setempat dalam rangka menanggapi peningkatan serangan oleh tentara angkatan darat Israel.

"Kami kehilangan kontak dengan para pejuang (Hamas) yang dikerahkan dalam penyergapan tersebut dan menilai bahwa pasukan ini mungkin terbunuh oleh bombardir musuh, termasuk tentara yang katanya hilang, dengan asumsi bahwa tentara kami menawannya selama bentrokan itu,"kata Brigade al-Qassam dalam sebuah pernyataan. Atas serangan masif Israel kemarin, Hamas tidak tinggal diam.

Seperti dilansir dari Press TV dan BBC (Sabtu, 2/8), militan Palestina menghujani roket balasan kebeberapa daerah di Israel, termasuk Tel Aviv. Serangan itu dilakukan sebagai tanggapan terhadap serang an tanpa henti dari rezim Israel di Jalur Gaza.

Suara sirine peringatan terdengar di beberapa kota di Israel yang ditargetkan kelompok Brigadir alQas sam terhadap Tel Aviv dan Be'er Sheva. Beberapa orang Israel di Tel Aviv dilaporkan terluka.

Seperti dilansir Reuters, Hamas mengatakan meluncurkan tiga roket jarak jauh Sabtu pagi ke kota-kota Israel seper ti Hai fa dan Tel Aviv. Namun, ti dak ada yang menyebutkan Haifa di serang. Israel mengata kan, Iron Dome yang dimilikinya telah men cegah roket jatuh ke Tel Aviv dan kota sebelah selatan Beersheba.

Sementara itu, meskipun upaya gencatan senjata yang dimulai pada Jumat (1/8) terus gagal, upaya diplomatik untuk meng akhiri pertumpahan darah di Gaza masih terus ber langsung. Utusan per wakilan dari Palestina tiba di Kairo pada Sabtu (2/8) un tuk mem bahas syarat-syarat gencatan senjata yang lebih berlangsung lama. Sementara itu, Israel menga ta kan tak akan mengirim utusan sebagai mana direncanakan sebelum nya. Israel malah menuduh Hamas menyesatkan mediator interna sional.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan, rencana gencatan senjata yang diusulkan Mesir bulan lalu menyediakan kesempatan untuk mengakhiri konflik Gaza. Ia juga menekankan perlunya implementasi secepatnya.

"Waktu adalah faktor yang me nentukan. Kita harus mengambil keuntungan segera dari itu untuk memadamkan api di Gaza dan menghentikan pertumpahan darah rakyat Palestina," tutur Sisi, seperti dilansir dari AlJazeera(Sabtu, 2/8).

Usulan Kairo itu telah didukung oleh Israel, pemerintah negara-negara Arab, Amerika Serikat, dan PBB. Namun, pernyataan tidak menyebutkan turut disetujui oleh Hamas. Kelompok Palestina mengatakan, usulan per damaian itu harus mencakup permintaan ter hadap Israel untuk mengakhiri blokade di Gaza.  rep:Gilang Akbar Prambadi/c92/c72  ed: subroto

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement