Selasa 15 Mar 2016 13:31 WIB

Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo): Superkilat Menghadirkan Internet Cepat

Red: operator

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Republika kembali memberikan anugerah Tokoh Perubahan. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang dianggap mempunyai karya nyata  di tengah masyarakat dan melakukan perubahan yang bermanfaat bagi bangsa ini. Berikut  Tokoh Perubahan Republika 2014.

***

Sosok Rudiantara terasa sederhana ketika bertatap muka di kediamannya, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Bahkan, saat mendengar bahwa ia menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika, ia nenanggapinya dengan penuh sahaja. "Yang saya lakukan biasa saja. Masih banyak tokoh lain yang mampu membuat perubahan lebih besar daripada saya," ungkap pria yang biasa disapa Rudi tersebut.

Ketika mendapat tanggung jawab memimpin Kementrian Komunikasi dan Informatika pada Kabinet Kerja ini, pria yang juga sering disapa Chief RA tersebut segera bergerak cepat. Ia mengajak seluruh jajarannya segera bergerak demi mempercepat kehadiran layanan broadband (pita lebar) agar bisa dinikmati secara merata di seluruh Indonesia.

Fokus layanan broadband yang ingin digelar adalah jaringan 4G LTE untuk akses internet data supercepat. Angan untuk menggelar layanan 4G sebenarnya sudah terencana sejak 2014 silam. Namun, saat itu 4G LTE masih dalam tataran rencana tanpa ada implementasi yang jelas. Rudi lalu mempercepat proses implementasi 4G agar Indonesia tidak semakin tertinggal dari negara-negara tetangga.

Demi menghadirkan layanan 4G LTE ke tengah masyarakat tentu tak hanya bicara infrastruktur. Penyediaan perangkat dan aplikasi pendukung juga perlu dipikirkan.

Kebijakan membangun jaringan 4G juga bukan semata program pemerintah, melainkan juga menyangkut para stakeholder lainnya. Hal inilah yang kemudian membuat Rudi menggandeng seluruh operator yang ada di Tanah Air untuk memuluskan programnya tersebut. "Saya tidak ingin program 4G ini hadir karena disuruh pemerintah. Ini merupakan program milik bersama," ungkap Rudi.

Sekitar delapan bulan, bersama dengan para stakeholder, Rudi bahu-membahu membangun infrastruktur untuk mewujudkan layanan 4G. Selain itu, ada pula tim khusus yang memantau pergerakan pembangunan jaringan.

Titik wilayah yang menjadi awal pembangunan dimulai dari timur Indonesia. Hasilnya, pada November tahun lalu Indonesia berhasil ketuk palu meratakan jaringan 4G yang hampir menyebar di seluruh kota besar.

Momen perubahan tersebut juga diresmikan Presiden Jokowi dengan slogan "Revolusi Digital Merevolusi Ekonomi Indonesia". Perubahan teknologi memang akan berperan besar terhadap ekonomi bangsa dan dunia.

Berhasil meresmikan 4G di Indonesia bukan perkara mudah. Rudi harus duduk bersama dengan para operator agar bersedia melakukan refarming area penempatan jaringan.

Latar belakang Rudi yang lama bekerja di operator Telkomsel, Indosat, dan XL membuat ia tahu banyak isi dapur perusahaan. Hal itu pula yang mempermudah Rudi mendapat kata sepakat dari para operator ketika susunan penempatan jaringannya ditata ulang.

Kini, lebih dari 85 kota di Indonesia sudah bisa menikmati fasilitas 4G tanpa kendala. Pemerintah kemudian segera menargetkan pada awal 2019 mendatang kabupaten dan kecamatan di seluruh Indonesia sudah harus bisa menikmati fasilitas internet dan data akses supercepat.

Lantas, bagaimana nasib daerah yang letak geografisnya sulit terjangkau? Awalnya, operator merasa tidak nyaman meletakkan menara pengantar sinyal di daerah terpencil dan kepulauan.

Namun, Rudi kemudian mengambil langkah koordinasi bersama menteri keuangan. Kesepakatan pun diraih dengan tanggung jawab Kementerian Keuangan terhadap fasilitas tersebut di daerah terpencil. 

"Saya selalu beranggapan sebuah stakeholder tidak mampu berdiri sendiri. Kami tetap membutuhkan bantuan pihak lain untuk maju," jelas pria asal Bogor tersebut.

Kehadiran 4G akan berdampak luas di Indonesia. Namun, tersedianya akses internet supercepat tentu tidak akan berguna bila tak didukung perangkat mumpuni.

Apabila harga perangkat mahal, pasti tidak akan terjangkau oleh masyarakat dengan pendapatan rendah. Rudi sudah mengambil langkah melalui peraturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk tiap perangkat pendukung 4G yang dipasarkan di Indonesia.

Perangkat yang dijual harus memiliki kandungan dalam negeri kurang lebih 30 persen per unit. Awalnya, reaksi keras datang dari negara-negara pencipta perangkat teknologi di dunia.

Namun, lambat laun peraturan tersebut mulai diterima. Bahkan, perusahaan raksasa Apple pun berencana mendirikan tempat research and development (R&D) di Indonesia.

Menurut pria berusia 56 tahun ini, keputusannya memberlakukan peraturan TKDN tak sebatas agar para raksasa teknologi dunia membuka pabriknya di Indonesia. Bukan pula alasan nasionalisme semata.

Baginya, TKDN tak semata urusan perangkat keras, tapi juga transfer pengetahuan dan teknologi. "TKDN bukan untuk mencegah Indonesia hanya menjadi pasar atau juga angkatan kerja blue collar," tegasnya. Rudi mengakui, ia juga ingin nantinya banyak anak-anak bangsa yang memiliki kemampuan teknologi sekelas Sillicon Valley.

Antisipasi pemerintah dalam menghadapi implementasi 4G juga terkait penyediaan perangkat dengan harga terjangkau. Rudi menetapkan target, ketika layanan 4G sudah bisa dirasakan merata oleh seluruh masyarakat pada 2019 mendatang, harga ponsel pendukung jaringan 4G akan mencapai Rp 600 ribu rupiah saja per unit, tapi tentu saja tidak melupakan kualitas. 

Harapan Rudi, cita-citanya tersebut sepertinya bisa saja terwujud bahkan sebelum akhir masa jabatannya pada 2019 mendatang. Saat ini, beberapa produsen ponsel ternama sudah menjual perangkat 4G di kisaran Rp 1 juta rupiah per unit.

Tak hanya perkara TKDN, semangat nasionalisme dalam memimpin Kemenkominfo juga dihadirkan Rudi dalam mengatur aplikasi over the top (OTT), seperti Netflix, Whatsapp, dan Facebook. 

Awal Maret lalu, Rudiantara menegaskan bahwa para OTT yang ada di Indonesia harus berbadan hukum tetap. Mulanya, keputusan ini mendapat respons berupa hujan pertanyaan dari masyarakat, khususnya netizen. 

Namun, Rudi bergeming dengan keputusan yang ia buat. Menurut dia, masyarakat Indonesia perlu mendapat perlindungan ketika menggunakan aplikasi OTT, termasuk dalam urusan perlindungan data.

Bicara teknologi memang tak akan pernah ada habisnya. Sama seperti pepatah, masih ada langit di atas langit. Perkembangan jaringan pita lebar tentu tak akan hanya berhenti di 4G LTE. Suara akan datangnya generasi 5G kini sudah mulai sayup-sayup terdengar.

Dalam kunjungannya ke Jepang beberapa waktu lalu, Rudi tak lupa mencuri pengetahuan tentang seperti apa Negeri Matahari tersebut akan menerapkan teknologi 5G. Ternyata, Jepang baru berencana akan menerapkan 5G pada 2020 mendatang dan masih mencari model bisnis yang pas untuk melaksanakannya.

Sadar masa kepemimpinannya memiliki batas waktu, Rudi tetap tak lupa mempersiapkan Indonesia menuju ke arah yang sama. "Kita juga sudah mempersiapkannya," jelasnya.

Menurut Rudi, meski Indonesia pada 2019 mendatang bisa dipastikan belum bisa mencicipi layanan 5G, setidaknya Indonesia sudah dalam status 5G ready.

Memaksimalkan dakwah

Perubahan yang dibawa Rudi tidak hanya dari sisi teknologi global. Sejak bergabung bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) berkat usulan Jusuf Kala, Rudi juga aktif melakukan upaya memaksimalkan dakwah. Langkah yang dilakukan antara lain pembinaan dan penataan terhadap akustik masjid di Indonesia.

"Ini lebih kepada gerakan karena tidak banyak lembaga yang merawat masjid-masjid di Indonesia," kata Rudi. Berdasarkan data dari DMI, ada sekitar 900 ribu masjid di seluruh Indonesia, termasuk mushala atau masjid kecil.

Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia setelah Pakistan dengan jumlah rumah ibadah umat Islam terbanyak. Namun, masjid yang sudah berdiri justru tidak diurus oleh negara.

Melalui gerakan pembinaan dan penataan akustik masjid, Rudi berharap masjid di Indonesia bisa menjadi tempat aktivitas yang mumpuni kembali. Seperti pada masa Rasulullah SAW, masjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat beribadah tapi juga berdakwah dan melakukan kegiatan ekonomi.

Di era modern saat ini, peran akustik masjid sangat dibutuhkan. Bayangkan saja bila pengeras suara masjid justru tidak berfungsi dengan baik atau bahkan rusak dan salah ditempatkan.

Hal tersebut tentunya akan mengganggu aktivitas di dalam masjid. Gerakan penataan akustik masjid pun dilakukan untuk perbaikan dalam sistem tata suara.

Kegiatan ini mulai dilaksanakan Rudi sejak dua tahun lalu dengan bantuan mobil yang membawa kabel-kabel dan peralatan teknisi lainnya. Saat ini DMI sudah memiliki 50 mobil bantuan yang disebar di seluruh Pulau Jawa.

Mobil teknisi tersebut sudah menjangkau sekitar 15 ribu masjid di Pulau Jawa untuk membantu memperbaiki sistem penataan suara. Rencananya akan ada sekitar 50 mobil teknisi yang akan ditambah dan disebar di luar Pulau Jawa. "Targetnya 100 ribu masjid hingga akhir tahun ini," ungkapnya. 

DMI, kata Rudi, saat ini juga sedang melakukan verifikasi data masjid di seluruh Indonesia.  Selain itu, DMI juga mempersiapkan layanan dakwah berbasis aplikasi. Semua itu dilakukan untuk memberdayakan masjid dan memaksimalkan dakwah umat.  Oleh Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement