Selasa 27 Sep 2016 12:00 WIB

Debat Calon Presiden AS, Kejujuran Clinton Vs Temperamen Trump

Red:

AP Photo/Mary Altaffer         

 

 

 

 

 

 

 

 

WASHINGTON -- Setelah berbulan-bulan berseteru dari jauh, calon presiden (capres) Partai Demokrat Hillary Clinton dan capres Partai Republik Donald Trump akan berhadap-hadapan untuk pertama kalinya dalam debat capres Amerika Serikat (AS), Senin (26/9) malam waktu setempat atau Selasa malam. Perdebatan tersebut akan menjadi adu kepribadian dan kebijakan yang saling bertolak belakang.

Perdebatan pertama dari tiga debat yang dijadwalkan ini menjadi pertaruhan, untuk menunjukkan kekuatan Clinton dan Trump yang sebenarnya. Kedua kandidat tersebut tercatat sebagai yang paling banyak mendapat sentimen negatif dari masyarakat, dalam sejarah pemilihan presiden di AS.

Debat capres menjadi acara yang paling ditunggu-tunggu di AS saat ini menjelang Pilpres AS 2016. Pemirsa siaran langsung acara yang dihelat di Universitas Hofstra, New York, itu diproyeksikan mengalahkan rekor debat politik, yang dilakukan capres Partai Demokrat Jimmy Carter dan capres Partai Republik Ronald Reagan pada 1980. Saat itu penonton debat mencapai 80 juta orang.

Menurut jajak pendapat yang digelar Reuters dan lembaga survei Ipsos, separuh dari keseluruhan pemilih pada Pilpres AS 2016 akan mengandalkan debat capres guna menentukan pilihan mereka pada pencoblosan 8 November nanti. Sejauh ini, berbagai survei yang digelar di AS menunjukkan, Clinton hanya unggul pada kisaran satu digit dari Trump.

Clinton sempat dibayangi ketakbecusannya soal penggunaan server pribadi, guna mengirim pesan elektronik kenegaraan yang bersifat rahasia saat menjabat sebagai menteri luar negeri AS. Ia sempat menutup-nutupi hal itu meski kemudian mengakui kecerobohannya.

Ia juga dipandang sebagai politikus yang kerap memilih jalan perang dalam kebijakan luar negeri AS, seperti di Irak dan Libya. Selain itu, Clinton juga dibayangi isu ketakjujuran soal kondisi kesehatannya belakangan ini.

Artinya, Clinton masih harus meyakinkan pemilih jika ia adalah kandidat yang layak dipercaya sepenuhnya. "Hillary mengakui, ia memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat," ujar manajer kampanye Clinton, Robby Mook, seperti dilansir AP, Senin (26/9).

Sedangkan Trump, menjual dirinya sebagai kampiun sayap kanan AS. Komentarnya yang berubah-ubah dan kerap melecehkan kaum minoritas serta perempuan akan diuji pada debat nanti.

Oleh sebagian pengamat politik AS, Clinton dinilai cocok menggantikan Presiden Barack Obama, dalam menciptakan iklim yang stabil. Popularitas Clinton meningkat saat masa akhir Obama menjabat pada periode keduanya yang sebentar lagi berakhir.

Clinton akan meneruskan kebijakan eksekutif Obama, jika Kongres AS tidak meloloskan peraturan untuk merombak sistem imigrasi. Dalam kebijakan luar negeri, ia menyerukan zona larangan terbang di Suriah dan akan menjaga militer AS dari perang besar untuk mengalahkan kelompok radikal ISIS.

Bagi Clinton, kemenangan dalam pemilu November mendatang sebagian besar bergantung pada pemilih muda dan pemilih beragam yang dulu telah memilih Obama. Namun, kelompok tersebut saat ini belum sepenuhnya mendukung Clinton.

Sementara Trump, telah menjadi sosok yang menumpukan keterpilihan pada kelas pekerja kulit putih AS, yang merasa tertinggal dalam hal ekonomi. Maestro real estate ini juga tidak memiliki pengalaman berkarier sebagai politikus sehingga sebagian kalangan menilai, dia bisa memecahkan dominasi dan kekakuan para elite politik AS.

Dalam kampanyenya, Trump mengatakan, akan memberlakukan kebijakan imigrasi yang ketat, seperti membangun dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Ia bahkan berencana untuk melarang warga Muslim asing datang ke AS. Namun, Trump tidak memerinci rencananya yang lain, termasuk rencana untuk melawan kelompok ekstrem Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Timur Tengah.

Tim kampanye Clinton khawatir Trump akan memiliki standar berbeda dalam berdebat dan menunjukkan emosinya. Para pendukung Clinton secara terbuka mendorong moderator Lester Holt dari NBC News, untuk memeriksa fakta-fakta Trump jika ia mencoba menyesatkan para pemilih melalui pernyataan yang dikeluarkannya. "Yang kami minta adalah jika Trump berbohong, ia bisa dipojokkan," kata Mook.

Di pihak lain, penasihat Trump telah memberi yang bersangkutan untuk tetap tenang di atas panggung debat, sehingga warga AS tidak akan melihatnya sebagai sosok yang temperamental. Pada Sabtu (24/9), Trump menulis di akun Twitter pribadinya, ia akan mengundang Gennifer Flowers dalam acara debat capres. Flowers adalah wanita yang pernah digosipkan memiliki hubungan khusus dengan suami Clinton, mantan presiden Bill Clinton.

Hal tersebut, menurut Trump, merupakan respons dari keputusan Clinton yang mengundang Marc Cuban, pengusaha dan kritikus Trump, ke acara debat. Namun, tim kampanye Trump mengatakan Flowers tidak akan hadir.

Manajer kampanye Trump, Kellyanne Conway mengatakan, undangan kepada Flowers menunjukkan jika Trump adalah seorang penyerang balik yang hebat. Trump selama ini selalu melancarkan serangan pribadi kepada rivalnya.

Namun, Trump terlihat 'malu-malu' saat melakukan diskusi kebijakan yang lebih teknis, seperti debat yang akan ia hadapi saat ini. Terlebih Clinton memiliki pengalaman lebih banyak dalam debat capres.

Clinton tercatat telah mengikuti 30 debat di tingkat presiden, termasuk saat melawan Obama pada 2008 dan melawan Senator Bernie Sanders tahun 2016. Namun, debat kali ini akan menjadi debat presiden pertamanya yang melawan kandidat dari partai berbeda.

Tak hanya di AS, bursa saham dunia juga mengamati dengan lekat perdebatan capres AS besok. Sejumlah saham di Eropa dan Asia tercatat tertahan, kemarin, sebab para investor menanti bagaimana performa Trump pada debat perdana.  "Performa baik dari Trump akan meningkatkan gejolak pasar saham, terutama jika investor menilai ia bisa benar-benar memenangi pilpres," kata analis pasar dari CMC Markets di London, seperti dilansir Reuters.     rep: Fira Nursya’bani, Dessy Suciati Saputri, ed: Fitriyan Zamzami

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement