Foto : Republika/Raisan Al Farisi
JAKARTA — Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Yuwono menyebut, modus operandi perampokan komplotan rampok Pulomas, Jakarta Timur, selalu menyekap dan mengunci korban dalam satu ruangan.
Namun, menurut Argo, para tersangka tidak menyangka bila akibat perbuatannya yang mengurung 11 penghuni rumah dalam satu ruangan menyebabkan kematian. Tetapi, selama melakukan aksi tersebut, kata Argo, baru kali ini korban perampokan sampai meninggal dunia.
"Karena selama merampok tidak pernah membunuh orang, makanya kemarin tersangka Erwin Situmorang sampai menyatakan melihat korban meninggal dia bilang, 'Lebih baik saya ditembak saja sampai meninggal'," jelas Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (2/1).
Pernyataan Argo turut dikonfirmasi Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur. Rustam menyebut, komplotan pimpinan Ramlan Butarbutar pernah melancarkan enam kali perampokan di wilayah Sukabumi.
Rustam menyebut, dalam melakukan aksi kejahatannya tersebut, komplotan kerap mempersenjatai diri dengan senjata api dan tajam. Ia menyebut komplotan ini tidak segan melukai jika ada perlawanan. "Dan untuk mempermudah dalam melakukan aksinya, setiap korbannya kerap dimasukkan ke dalam WC atau kamar mandi dengan tangan terikat," ujar dia.
Argo menambahkan, para pelaku adalah spesialis perampokan rumah mewah. Ia menyebut, dalam melancarkan aksinya di kediaman Dodi Triono tersebut, pelaku menggasak uang tunai, sejumlah telepon genggam, dan jam tangan merek Rolex.
Argo menuturkan, uang tunai tersebut berjumlah Rp 7.000.000. Kemudian juga diamankan tujuh buah telepon genggam yang digondol pelaku dari rumah tersebut. "HP tujuh buah dijual di Bogor dan Rp 7 juta," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, polisi juga menemukan barang bukti kejahatan berupa senjata api jenis airsoft gun. Senjata ini yang digunakan pelaku untuk menakut-nakuti para korbannya agar mau masuk ke dalam kamar mandi.
Senjata api tersebut, tambahnya, ditemukan dari pelaku yang terakhir diamankan di Medan, yakni Ius Pane. Kemudian penyidik melakukan pengembangan dengan menggeledah rumah Ius Pane di Depok dan berhasil menemukan senjata tersebut.
"Yang bersangkutan ini kemarin sudah kita bawa ke rumahnya di Depok sehingga kita mendapatkan di sana satu buah jenis airsoft gun," kata dia.
Kawasan perumahan elite Pulomas menjadi target operasi ketiga komplotan ini setelah sebelumnya merampok di Purwakarta dan Jonggol. Keempat orang menggunakan mobil sewaan hasil urunan sebesar Rp 4 juta untuk melancarkan aksinya.
"Untuk kegiatan perampokan ini, ada urunan (patungan) dari empat orang sebesar Rp 1 juta sebagai modal sewa kendaraan kemudian untuk makan," ujar Argo.
Namun, hingga saat ini masih belum diketahui di mana mobil yang digunakan oleh para pelaku tersebut. Apakah disembunyikan atau dikembalikan ke lokasi tempat mereka menyewa. "Kendaraan itu yang menyewa dibebankan oleh Sinaga. Sekarang sedang kita cari kendaraan itu," kata dia.
Soal gagang pintu yang patah dari dalam, Argo menyebut, para korban yang mematahkan gagang pintu kamar mandi sebagai jalan masuk udara. Argo menuturkan, sebanyak 11 orang dimasukkan dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter.
Banyaknya orang yang disekap di dalam kamar mandi membuat mereka kekurangan oksigen. Kamar mandi tersebut tidak dilengkapi dengan ventilasi udara. "(Gagang) pintu patah karena korban berupaya untuk cari oksigen dari dalam, makanya dia mematahi dari dalam," ujar Argo.
Argo mengatakan, perusakan gagang pintu dari dalam cukup berhasil dan membuat beberapa korban yang disekap bisa bertahan 17 jam sebelum diselamatkan. "Mereka berupaya ada oksigen, berupaya bagaimana caranya (udara masuk), dengan harapan ada lubang," ujar Argo.
Seperti diketahui, 11 penghuni rumah disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter. Selama kurang lebih 17 jam korban berada di kamar mandi tanpa ventilasi udara tersebut sehingga menyebabkan enam orang di antaranya meninggal dunia.
Enam korban tersebut, yakni pemilik rumah Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri, dan Dianita Gemma Dzalfayla. Kemudian Amel (teman Gemma) dan dua sopir pribadi, Yanto dan Tasrok. Sedangkan, lima orang yang selamat, yakni ZKA (putri Dodi) dan empat orang asisten rumah tangga, Emi, Fitriani, Santi, dan Windy. rep: Mabruroh antara ed: Hafidz Muftisany