BANDUNG -- PT Dirgantara Indonesia (Persero) akhirnya merampungkan kerja sama dengan Kementerian Pertahanan terkait pembelian tiga unit pesawat CN 235 Patroli Maritim (Patmar). Proses penyerahan pesawat ketiga (terakhir) berlangsung di Base Ops Puspenerbal Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda, Kota Surabaya, Rabu (17/9).
Nilai kontrak atas pembelian ketiga pesawat itu senilai 80 juta dolar AS. Kontrak pembelian pesawat tersebut berawal sejak 2009.
Acara penyerahan pesawat ketiga diawali dengan penandatanganan dokumen serah terima yang ditandatangani Direktur Utama PT DI Budi Santoso, Kabaranahan Kementerian Pertahanan RI Laksda TNI Rachmad Lubis, Aslog Panglima TNI Marsda Karibiama, Aslog Kasal Laksma TNI Harry Pratomo, Danpuspenerbal Laksma TNI Sigit Setyanta. Turut menyaksikan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, anggota Komisi I DPR RI Chandra Tirta Wijaya, serta Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Dr Marsetio.
Pesawat ketiga itu, menurut Dirut PTDI Budi Santoso, merupakan yang terakhir dari kontrak jual beli antara PTDI dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yang ditandatangani Desember 2009. Menurut Budi, ketiga pesawat CN 235 itu disiapkan untuk kepentingan patroli maritim.
Dia mengungkapkan, CN 235 Patmar dilengkapi dengan sistem untuk pencapaian misi (mission system), search radar (belly installation), electro optics system (FLIR/IRTV), tactical data system (mission console with high resolution AMLCD), flight management system (FMS), video recorder, video hard copy recorder (color printer), modem/data link, inertial reference system/global positioning system (IRS/GPS), dan hand held camera.
Dengan peralatan canggih itu, papar Budi, pesawat CN 235 Patmar dapat mendeteksi kapal-kapal yang berlayar di kepulauan Indonesia. ''Ini sangat penting perannya dalam melindungi kekayaan alam Indonesia utamanya kekayaan laut kita,'' ujar Budi dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (28/9).
Budi menuturkan, perairan Indonesia yang mencapai 70 persen dari seluruh wilayah sangat membutuhkan pesawat Patmar. Dia menegaskan, CN 235 Patmar dipastikan dapat menjadi andalan untuk kebutuhan tersebut.
Budi mengemukakan, mengingat tingginya kebutuhan pesawat untuk Patmar, maka saat ini pula PT DI sedang menyelesaikan pesanan CN 235 berikutnya dari Kementerian Pertahanan untuk TNI AL dan juga TNI AU. Pihaknya berupaya keras untuk menyelesaikan tepat pada waktunya. ''Untuk kontrak selanjutnya kami upayakan bisa lebih baik lagi. Itu sudah menjadi komitmen PT DI,'' tambahnya.
Masih dikatakan Budi, kegiatan produksi pesawat itu berlangsung di pabrik pesawat terbang PT DI di Kota Bandung. Dipaparkan Budi, produk utama perusahaan ini adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang, dan jasa rekayasa. Pabrik perakitan PTDI pun memproduksi berbagai jenis pesawat CN 235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim, dan pengawasan.
Selain itu, lanjutnya, PTDI memproduksi di bawah lisensi pesawat NC212-200, NAS332 Super Puma, dan NBell412. Hingga kini, ungkap Budi, PTDI telah memproduksi lebih dari 340 pesawat terbang dan helikopter untuk 49 operator sipil dan militer. PTDI pula memanufaktur dan memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen, tools dan fixtures untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380, untuk Eurocopter EC225, dan EC725. rep:sandy ferdiana ed: irwan kelana