Jumat 04 Jul 2014 16:00 WIB

AS Perketat Penerbangan

Red:

WASHINGTON -- Keamanan bandara yang melayani penerbangan menuju Amerika Serikat dan Inggris diperketat. Langkah ini sebagai respons AS terhadap ancaman teror.

Pejabat Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat membenarkan pengetatan ini respons atas ancaman nyata dan kredibel saat ini. Namun, dia tidak berkomentar lebih jauh soal laporan intelijen. 

"Penerbangan menjadi target menarik bagi teroris global, yang konsisten mencari cara menghindari langkah keamanan kami. Seperti biasanya, DHS menyesuaikan langkah keamanan sesuai daerah yang terancam," katanya.

Kementerian transportasi Inggris membenarkan pengetatan bandara di luar negara yang melayani penerbangan ke negara itu. Meskipun begitu, baik AS maupun Inggris tak mengungkapkan secara detail langkah pengamanan terbaru yang dimaksud. Inggris menegaskan, pengetatan itu tak mengganggu penumpang.

"Informasi peningkatan dan lokasi yang spesifik merupakan hal sensitif karena kami tidak membocorkan informasi keamanan khusus berlapis kepada mereka yang membahayakan," tambahnya.

Pejabat AS kepada Reuters mengatakan, langkah pengetatan tersebut, di antaranya, pemeriksaan tambahan terhadap sepatu dan properti penumpang. Menurut pejabat AS, Washington memiliki kewenangan hukum untuk memaksakan pengetatan di bandara luar negeri karena penerbangan tersebut langsung ke negara Paman Sam.

Kebijakan diambil di tengah pemberitaan media Amerika Serikat tentang ancaman jaringan Alqaidah di Suriah dan Yaman. Mereka mengembangkan cara menyelundupkan bom ke dalam pesawat.

Para pengamat intelijen Barat menyimpulkan keahlian pembuatan bom yang dikuasai Alqaidah berkembang dari Yaman ke Suriah. Pembuat bom Saudi pada 2009, Ibrahim al-Asiri, bersembunyi di Yaman menciptakan alat peledak yang dapat menghindari keamanan bandara.

Sejak saat itu, ia diyakini menurunkan ilmunya ke generasi di bawah. Beberapa dari mereka di Suriah dengan paspor Eropa.

Ben Friedman, ahli keamanan dalam negeri dan pertahanan di Institut Cato di AS mengatakan, para pejabat mengkhawatirkan adanya bom yang dipasang di tubuh seseorang atau bom yang dibuat dari bahan nonmetal.

Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) Jeh Johnson mengatakan, bekerja memastikan langkah yang diperlukan. "Kami berbagi informasi terkini dan relevan dengan sekutu di luar negeri dan berdiskusi dengan industri penerbangan," tambahnya.

Dia menambahkan, perubahan ini berlaku dalam beberapa hari ke depan. Menurut Johnson, sistem keamanan dievaluasi melihat perkembangan situasi di dunia. AS, kata dia, tidak melakukan perubahan terhadap keamanan penerbangan secara rutin.

"Jadi, ini merupakan sesuatu yang terjadi secara periodik. Jadi, orang-orang tidak perlu bertindak berlebihan atau berspekulasi atas apa yang terjadi," ujarnya. Seperti dikutip Channel News Asia, pengetatan difokuskan terhadap penerbangan dari Timur Tengah dan Eropa mulai Kamis (3/7).

Presiden AS Barack Obama, Ahad kemarin, memperingatkan militan Eropa yang berjuang di Suriah dan Irak mengancam AS. Karena paspor dengan paspor Eropa, mereka bisa memasuki AS tanpa menggunakan visa.

Menteri transportasi Inggris Patrick McLoghlin mengatakan, sistem keamanan Inggris merupakan salah satu yang terketat di dunia. Meski demikian, Inggris mengambil tindakan menyusul adanya informasi dan saran pengetatan itu. Ia berharap langkah ini tidak menghambat para penumpang. Pengetatan bandara dunia dilakukan sejak tragedi serangan WTC 2001. rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: teguh firmansyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement