TAIPEI -- Otoritas Taiwan menggelar investigasi atas jatuhnya pesawat TransAsia Airways, Kamis (24/7). Pesawat tersebut jatuh setelah gagal melakukan pendaratan darurat di bandara di pulau kecil Penghu, barat Taiwan, pada Rabu petang. Sebanyak 48 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
"Sementara ini cuaca buruk diduga kuat menjadi penyebab kecelakaan. Namun, kami masih menunggu hasil investigasi dari otoritas penerbangan Taiwan untuk dapat menyimpulkan secara pasti," ujar Phoebe Lu, perwakilan maskapai penerbangan pada AP, kemarin.
Pesawat dengan nomor penerbangan GE222 dilaporkan jatuh di sekitar Bandara Magong, Pulau Penghu. Pesawat jenis ATR-72 yang dioperasikan Taiwan TransAsia Airways membawa 58 orang, termasuk empat awak pesawat.
Sebelum jatuh, pesawat juga menabrak rumah-rumah yang ada di sekitar Bandara Magong. Pesawat GE222 ini terbang dari Kota Kaohsiung dan rencananya menuju pulau-pulau di lepas pantai barat Taiwan.
Rekaman yang ada di stasiun televisi lokal Taiwan menunjukkan delapan rumah serta mobil-mobil yang berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat hancur. Banyak petugas juga terlihat masih melakukan pemeriksaan pada bagian sisa kabin pesawat.
Foto media lokal juga menunjukkan petugas masih melakukan pencarian pada reruntuhan bangunan yang hancur akibat tertabrak pesawat. Dari 48 korban yang tewas, dua di antaranya adalah berkewarganegaraan Prancis.
Dua warga Prancis ini diidentifikasi bernama Jeromine Deramond dan Penelope Luternauer. Sisa penumpang yang tewas, diketahui seluruhnya adalah warga negara Taiwan.
Pejabat maskapai penerbangan TransAsia mengatakan, sebanyak 11 orang terluka akibat kecelakaan pesawat. Lima di antara korban terluka adalah warga di sekitar bandara. Saat ini, korban-korban yang terluka telah mendapat penanganan di rumah sakit dan sebagian di antaranya telah dapat pulang.
Pada Rabu pagi, wilayah Taiwan sempat dilewati badai Topan Matmo. Hujan deras dan angin kencang melanda pulau itu. Karena itu, sejumlah kalangan menyinyalir cuaca buruk sebagai penyebab utama jatuhnya pesawat tersebut.
Namun, otoritas pengawas penerbangan sipil Taiwan mengatakan, kondisi cuaca layak untuk penerbangan. "Ada sembilan penerbangan pada rute sama antara pukul 14.00 sampai 19.00 kemarin. Hanya TransAsia yang jatuh," ujar Direktur Administrasi Aeronatika Jean Shen. "Laporan cuaca menunjukkan tidak bermasalah untuk mendarat."
Dia mengaku belum bisa menyimpulkan pasti penyebab kecelakaan karena harus menunggu hasil komite investigasi. Menteri Transportasi Taiwan Yeh Kuang-Shih mengatakan, pesawat GE222 gagal melakukan upaya pendaratan darurat yang kedua kali.
Administrasi Penerbangan Taiwan mengatakan, pesawat tidak mengalami kerusakan dan memiliki visibilitas yang cukup untuk mendarat dengan aman.
Pesawat Aljazair Jatuh
Secara terpisah pesawat penerbangan Aljazair jatuh, Kamis (24/7). Pesawat yang membawa 110 penumpang dan enam awak jatuh dalam perjalanan dari Ouagadougou ke ibu kota Algier.
"Saya dapat memastikan pesawat itu jatuh," ujar seorang pejabat Aljazair kepada Reuters. Pejabat maskapai mengatakan, hampir setengah dari jumlah penumpang berasal dari Prancis.
Pesawat Algerie Air dengan nomor penerbangan AH5017 hilang kotan dengan menara pengawas 50 menit setelah pesawat lepas landas.
Pesawat dilaporkan hilang kontak saat tengah melintasi Gurun Sahara. AH5017 terakhir terlihat pada pukul 01.55 GMT.Di duga pesawat jatuh karena badai. rep: c66/ap/reuters ed: teguh firmansyah