BANGKOK – Mantan perdana menteri Thailand Yingluck Shinawatra kembali ke Thailand. Pada 23 Juli lalu, pemerintahan militer mengizinkannya ke luar negeri. Ia berjanji akan kembali pada Agustus dan kini ia menepati janjinya.
Yingluck ke Eropa untuk menghadiri pesta ulang tahun saudara laki-lakinya yang juga mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. Setelah dikudeta pada 2008, ia hidup di pengasingan untuk menghindari pengadilan karena kasus korupsi.
‘’Yingluck tiba di Bandara Don Muang, Bangkok pada Ahad (10/8) tengah malam,’’ kata Wi Roongwattanajinda, orang kepercayaannya, Senin (11/8). Pengadilan memaksa Yingluck turun pada 7 Mei lalu dengan tuduhan menyalahgunakan kekuasaan.
Militer menjatuhkannya melalui kudeta pada 22 Mei. Ia mengalami nasib seperti Thaksin. Padahal sebelumnya mereka memperoleh dukungan besar dalam pemilu. Di sisi lain, mereka menghadapi aksi massa besar yang menuntutnya turun.
Yingluck dan sejumlah sekutu politiknya, sempat ditahan namun kemudian dibebaskan. Junta militer masih berkuasa di Thailand hingga parlemen memilih seorang perdana menteri baru dan kabinet hingga pemilu digelar. Rencananya pemilu berlangsung tahun depan.
Yingluck terancam dipenjara jika sejumlah tuduhan terhadap dirinya, di antaranya penyelewengan dalam skema pembelian beras terbukti. Komisi Antikorupsi Nasional (NACC) menyatakan negara rugia miliaran dolar AS.
Namun Yingluck membantah semua tudingan tersebut. Pekan lalu, NAAC menyampaikan bukti-bukti ke jaksa agung dan merekomendasikan segera memroses kasus Yingluck. Kejaksaan memiliki waktu selama 30 hari untuk bersikap. rep:c66/reuters ed: ferry kisihandi