KABUL – Pelantikan presiden baru Afghanistan mengalami penundaan hingga 2 September mendatang. Penyebabnya, masih belum ada keputusan mengenai pemenang pemilu presiden pada 14 Juni lalu. Semula, pelantikan dijadwalkan Senin (25/8).
Ini merupakan penundaan yang kedua kalinya setelah seharusnya pelantikan dilakukan pada 2 Agustus. Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani bersaing menggantikan Hamid Karzai. Penghitungan suara 8 juta pemilih masih harus dilakukan di tengah tudingan terjadinya kecurangan dalam pemilu.
Jika jadwal pada 2 September bisa dipenuhi, presiden baru bisa ikut dalam pertemuan penting NATO di Wales. Berlangsung dua hari setelah pelantikan. Mereka membahas mengenai besarnya bantuan untuk Afghanistan setelah pasukan asing ditarik pada akhir tahun 2014 ini.
‘’Komisi Pemilu berusaha keras menyelesaikan proses pemilu ini secepat mungkin,’’ kata Juru Bicara Komisi Pemilu Noor Noor Mohammad Noor. Menurut dia, 70 persen suara sudah diperiksa, tetapi sisanya belum.
Sebenarnya, hasil pemilu menunjukkan mantan pejabat Bank Dunia Ashraf Ghani memimpin perolehan suara. Namun, rivalnya, Abdullah Abdullah, menolak hasil itu. Ia bahkan menuduh Ghani melakukan kecurangan dengan bantuan Presiden Hamid Karzai.
Baik Karzai maupun Ghani menolak tudingan tersebut. Pada Senin malam, Komisi Pemilu mulai memilah surat suara. Mereka akan menyisihkan surat suara yang dianggap tidak sah, berdasarkan temuan-temuan pengawas pemilu.
Sebuah komisi yang dibuat oleh kedua kubu juga telah bertemu. Tapi, mereka tak membuahkan kemajuan apa pun. ‘’Mereka berusaha mempersempit perbedaan, tetapi masih belum ada kesepakatan,’’ ujar juru bicara Abdullah, Mujib Rahman Rahimi.
Kedua belah pihak masing-masing memiliki argumentasi sendiri. Rahimi tak berani memastikan tenggat pelantikan presiden baru. ‘’Tapi saya berharap semuanya terlaksana. Ini Afghanistan, banyak hal yang tak terduga,’’ katanya.
Tim Ghani menolak memberikan komentar. Salah satu anggota tim kampanye Ghani menyatakan, tak banyak perkembangan soal pembagian kekuasaan. Kedua kandidat presiden, ujar dia, juga bertemu untuk memecahkan kebuntuan.
Hamid Karzai mendorong dua kandidat presiden untuk segera menyelesaikan masalah ini. Ia menekankan hal tersebut dalam pertemuan dengan Abdullah dan Ghani, Ahad (24/8). Penundaan hanya bakal berdampak buruk bagi kehidupan warga.
‘’Terutama soal keamanan, ekonomi, dan pemerintahan. Jadi, seharusnya secepatnya diselesaikan,’’ kata Karzai. Karzai telah menyerahkan surat pengunduran diri dan siap menyerahkan kekuasaan kepada presiden baru.
Juru bicara Karzai, Adela Raaz, mengatakan, Hamid Karzai tak akan tinggal lebih lama di kantor kepresidenan. Ia masih berada di kantor tersebut satu bulan lebih lama daripada rencana sebelumnya. rep:c66/reuters ed: ferry kisihandi