NEW YORK — Wabah ebola di negara-negara Afrika Barat semakin sulit ditangani. Doctors Without Borders (MSF) menggambarkan saat ini pekerja kesehatan sekarat, pasien ditinggalkan tanpa perawatan, dan jasad terinfeksi tergeletak di jalanan.
Presiden MSF Joanne Liu menyatakan, meski peringatan soal wabah ini disampaikan enam bulan lalu, responsnya lamban. Tak cukup vaksin dan obat baru yang dapat mencegah meluasnya wabah ebola. "Dunia kewalahan memerangi ebola," katanya, Selasa (2/9).
Kasus kematian semakin meningkat, kerusuhan terjadi. Pusat karantina ebola kelebihan pasien dan pekerja kesehatan terinfeksi. Sebagian pekerja kesehatan ketakutan dan meninggalkan pasien meski hanya menderita penyakit biasa. Seluruh sistem kesehatan runtuh.
Di Sierra Leone, ungkap Liu, jasad-jasad terinfeksi ebola terserak di jalanan. Sedangkan, di Liberia, mau tak mau mereka mesti membangun krematorium baru daripada pusat karantina. Ini disebabkan jumlah korban meninggal meningkat.
Pada pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 20 ribu orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone terinfeksi ebola dalam kurun tiga bulan. MSF sebenarnya menggandakan relawannya di tiga negara tersebut. Sayangnya, tetap saja mereka tak mampu menangani ebola.
"Wabah ini bisa dihentikan jika ada pengiriman tim penanganan bencana biologis dan peralatan yang memadai," kata Liu seperti dikutip laman berita Guardian. Sudah banyak negara yang mengembangkan tim semacam ini.
Saatnya sekarang, mereka berkontribusi mencegah semakin luasnya ebola. Liu mengatakan, untuk menangani ebola, negara-negara itu harus segera mengerahkan aset militer dan sipilnya. Terutama, yang ahli di bidang bencana biologis.
Mereka bisa menambah pusat karantina dan mengoperasikan laboratorium bergerak untuk mendiagnosis ebola. Liu menegaskan, operasi bergaya militer sangat dibutuhkan. Ini akan memudahkan perpindahan personel dan peralatan melalui jalur udara.
Selain itu, jaringan rumah sakit lapangan juga harus dibangun. Fasilitas tersebut dapat digunakan untuk merawat pekerja kesehatan yang terinfeksi. Liu mengingatkan, infrastruktur kesehatan di Liberia sekarang lumpuh.
Pada saat yang sama, pekerja kesehatan di Rumah Sakit John F Kennedy, Liberia, mogok. Mereka mengeluhkan perlindungan dan gaji yang minim. Mereka mau kembali bekerja asalkan memperoleh pakaian perlindungan memadai saat merawat pasien ebola.
Presiden AS Barack Obama mendesak warga Afrika Barat mengenakan sarung tangan dan masker saat merawat pasien ebola. Perlengkapan itu mestinya juga dipakai waktu menguburkan pasien meninggal. Warga sebaiknya tak menyentuh jasad korban untuk mencegah penularan.
Menurut Kepala WHO Margaret Chan, wabah ebola tahun ini paling kompleks dalam 40 tahun. Hal sama disampaikan Wakil Sekjen PBB Jan Eliasson yang mengakui ebola menjadi tantangan paling serius yang dihadapi organisasi dunia ini.
Wabah tersebut merupakan ujian bagi seluruh negara anggota. Khususnya, soal solidaritas mereka terhadap negara yang terjangkit ebola. Namun, ia meyakini akhirnya ebola dapat dikendalikan. rep:abi nursalikah/ap/reuters ed: ferry kisihandi