RIO DE JANEIRO -- Warga Brasil memberikan suara dalam pemilihan presiden, Ahad (5/10). Sebanyak 142 juta pemilih memberikan hak suaranya mulai pukul 08.00 waktu setempat. Mereka melakukannya melalui sistem elektronik di 450 ribu tempat pemungutan suara.
Dengan sistem ini, hasil pemilu diketahui dalam kurun satu hingga dua jam setelah pemungutan suara selesai. Pada malam menjelang pemilu, Komisi Pemilu menegaskan sistem ini aman sehingga akan terhindar dari peretasan.
Pemilu kali ini memperlihatkan ketatnya persaingan di antara tiga calon presiden. Pengamat politik memperkirakan tak akan ada satu kandidat pun yang meraih suara mayoritas. Saat ini terjadi, Brasil menggelar putaran kedua pemilu presiden pada 26 Oktober 2014.
Foto:Paulo Whitaker/Reuters
Presiden Dilma Rousseff saat kampanye pemilu presiden di Porto Alegre, Brasil, Sabtu94/10).
Presiden Dilma Rousseff yang diusung Partai Pekerja (PT) ikut bertarung sebagai petahana dan berharap memerintah untuk kedua kalinya. Ia berhadapan dengan Marina Silva dari Partai Sosialis dan Aecio Neves dari kelompok tengah, Sosial Demokrat.
‘’Persaingannya sangat ketat. Tak mudah bagi setiap calon menjatuhkan calon lainnya,’’ kata pengamat politik Rafael Cortez. Pengamat memperkirakan pemilu berlangsung dua putaran. Semula, Silva yang merupakan pentolan gerakan konservasi menjadi sangan utama bagi Roussef.
Namun, dalam jajak pendapat sehari sebelum pemilu, Neves yang bertekad mengatasi inflasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi mengungguli Silva. Berdasarkan jajak pendapat itu, Neves berpeluang melawan Rousseff pada putaran kedua pada 26 Oktober.
Berdasarkan survei Datafolha, Rousseff meraih dukungan suara sebanyak 44 persen. Sedangkan Neves, mendapatkan suara 26 persen dan Silva meraih dukungan 24 persen suara. Lembaga penelitian Ibope menunjukan Neves berhasil meraih dukungan suara 27 persen, Silva 24 persen, dan Rousseff mendapatkan 46 persen.
Silva mengabaikan hasil jajak pendapat pada Sabtu. "Warga Brasil telah memutuskan pemilu ini akan berlanjut pada putaran kedua. Kami yakin kami akan ada di sana," katanya di Sao Paulo.
Rousseff mengandalkan pemilih dari kelas pekerja. Ia mengandalkan program kesejahteraan sosial dan ia telah banyak menuai dukungan dari kelompok lainnya. ‘’Saya memilih Rousseff,’’ kata Cesar Rogerio, tukang pos di Rio de Janerio, Sabtu (4/10).
Rogerio mengakui, kelas pekerja yang merasa tak pasti dengan langkah Rousseff berikutnya pasti akan memilih calon lainnya yang dianggap lebih menjanjikan. Bagi dia, lebih baik tetap memilih Rousseff. Memang buruk bersama presiden sekarang tetapi lebih buruk tanpa dia.
Tahun lalu, Rousseff sebenarnya menghadapi aksi massa akibat kelesuan ekonomi, korupsi, dan buruknya layanan. Meski demikian,dia dianggap sebagai pilihan terbaik. Ekonomi Brasil tak begitu tumbuh namun tingkat pengangguran masih rendah.
Inilah yang membuat kelas pekerja merasa nyaman berada di belakang sang presiden. Ketatnya persaingan membuat kampanye pemilu presiden kali ini lebih riuh. Biasanya tak seperti itu. Seringnya, kampanye di Brasil seperti sebuah karnaval bukan persaingan.
Para calon presiden mengerahkan pasukan pemasang pamflet dan pengibar bendera di sudut-sudut jalan. Musisi terkenal juga mereka libatkan untuk menyusun jingle kampanye. Bahkan mereka juga terkadang menjelam menjadi badut atau pakaian superhero. rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: ferry kisihandi