Kamis 22 Sep 2016 14:00 WIB

Tavera, Sang Pembersih Darah

Red:

Profesi Donovan Tavera memang langka. Ia seorang pembersih forensik yang pertama di Meksiko. Ia bertugas membersihkan darah setelah terjadinya peristiwa pembunuhan. Tak semua orang berani membersihkan darah yang berceceran seusai terjadinya pembunuhan.

Rupanya, Tavera berbeda dengan orang lain. Ia tertarik pada darah sejak kecil. Saat itu ia berusia 12 tahun ketika melihat kasus pembunuhan pertama kali. Seorang laki-laki mati tergeletak di jalan. Ia datang melihat dan menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh laki-laki tersebut. Laki-laki itu tergeletak di jalan tanpa baju.

Seperti dilansir BBC, Senin (19/9), Tavera sangat penasaran saat melihat darah laki-laki itu mengucur dan mengalir sampai ke jalan. Ia tak takut sama sekali, tapi malah merasa penasaran. Ini merupakan awal mula ia tertarik dengan darah.

Saat laki-laki itu mati di jalan, para saksi dan polisi kemudian datang. Ia terus menunggu jika ada seseorang datang untuk membersihkan darah yang berceceran itu. Namun, meski lama ditunggu, tak seorang pun datang untuk membersihkan darah bekas pembunuhan itu.

Bahkan, darah yang mengalir itu sampai ke depan rumahnya. Ibunya hanya membersihkan dengan menyiramkan air agar tak masuk ke dalam rumah.

"Siapa yang akan membersihkan darah seusai pembunuhan itu? Siapa?" tanya Tavera kepada ibunya.

Ia juga bertanya kepada ayahnya, "Darah itu akan diapakan setelah terjadinya pembunuhan? Bagaimana membersihkan darah itu?" Namun, ayahnya bosan dengan pertanyaannya berhari-hari dan memintanya diam.

Akhirnya, Tavera berhenti bertanya pada ayahnya dan siapa pun. Ia mencoba mencari jawabannya sendiri.

Ketika berumur 17 tahun, Tavera mulai bereksperimen. Setelah melalui rentang waktu bertahun-tahun, Tavera akhirnya menemukan 300 formula untuk membersihkan darah bekas pembunuhan. Sebagian formula semakin sempurna ketika semakin lama digunakan.

Dibutuhkan berbagai metode dan formula untuk membersihkan darah, yang bergantung pada objeknya, misalnya jika darahnya mengalir di karpet mobil, jam tangan, dan cincin. Selain itu, metode dan formula untuk membersihkan darah juga berbeda-beda. Orang yang mati di kamar mandi selama seminggu, berbeda dengan mati di lingkungan lembap karena gantung diri.

Sebelum melakukan ritual pembersihan darah, Tavera akan bertanya kepada keluarga korban tentang penyebab kematiannya, lokasi mayatnya, dan sakit yang dideritanya. Ini untuk menjaga diri agar ia tak terkontaminasi penyakit si korban.

Ia mengaku, beberapa kali dipanggil oleh orang-orang yang memintanya membersihkan darah seusai peristiwa pembunuhan. Namun, saat meminta surat izin resmi dari pemerintah untuk melakukan tugasnya, ia malah ditawari sejumlah uang.

"Saat saya mengatakan tak bisa bekerja tanpa surat resmi dari pemerintah, mereka langsung kabur."

Menurut Tavera, mereka mungkin hanyalah para kriminal yang ingin menghapus bukti-bukti melakukan kejahatan pembunuhan. "Saya tak bisa melakukan hal seperti itu."

Orang-orang yang memanggilnya untuk melakukan pekerjaannya, biasanya merupakan keluarga korban pembunuhan. Mereka orang-orang yang sangat terluka. Mereka harus menanggung rasa sakit luar biasa saat menyaksikan bekas-bekas pembunuhan di rumahnya. Apalagi, darah sering tercecer di lantai, kamar mandi, dan dinding. Bagi mereka, semua itu merupakan pemandangan yang mengerikan dan mengganggu pikiran serta menyuramkan suasana hati.

Tempat perkara kejadian yang paling mengerikan, menurut Tavera, saat melihat bekas pembunuhan berantai di Kota Meksiko. Ia melihat empat orang dibunuh dengan cara ditusuk. Banyak darah berceceran di mana-mana dan terdapat indikasi korban panik serta melawan. Terdapat banyak bayangan kemarahan dan keputusasaan dalam tempat kejadian perkara itu. "Saya harus membersihkan darah di tempat itu selama 10 jam lebih."

Kliennya, menurut Tavera, sangat hancur dan terluka. Namun, setidaknya rumahnya sudah dibersihkan dari bekas pembunuhan. Orang-orang sangat berterima kasih atas pekerjaan yang dilakukannya dan bersikap sangat baik.

"Saya tak pernah tahu, mengapa ini menjadi cara saya mencari nafkah. Saya tak pernah tahu kalau profesi ini ada sampai saya mengajari diri saya sendiri bagaimana melakukannya," katanya.    Oleh Dyah Ratna Meta Novia, ed: Yeyen Rostiyani

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement