WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, berjanji AS tak akan disentuh oleh rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara (Korut). Hal itu disampaikan melalui cicitan dalam akun Twitter.
"Korea Utara menyatakan mereka berada di tahap akhir pengembangan senjata nuklir yang mampu mencapai AS. Itu tidak akan terjadi!" tulis Trump.
Trump juga menyindir Cina dalam cicitannya. Ia mengatakan, negara itu tidak melakukan apa pun untuk membantu AS dalam menghadapi ancaman Korut.
"Cina telah mengambil sejumlah besar uang & kekayaan dari AS dalam perdagangan. Tetapi tidak membantu menghadapi Korea Utara. Bagus!" kata dia.
Direktur East Asia Nonproliferation Program (EANP), Jeffrey Lewis, mengatakan, cicitan Trump tidak akan memberi pengaruh apa pun. Trump sebaiknya menghadapi ancaman bahaya yang diberikan Pyongyang karena dapat menimbulkan stabilitas nasional.
"Saya pikir Korea Utara mungkin akan menguji KN-08 (jenis ICBM) tahun ini, tidak peduli apa pun yang Trump katakan," kata Lewis kepada CNN.
Dalam sebuah pidato dalam acara perayaan tahun baru, Presiden Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan bahwa militernya akan segera melakukan uji coba intercontinental ballistic missile (ICBM). ICBM merupakan rudal berdaya jelajah jauh dan dapat dipasangi hulu ledak nuklir. Dengan daya jangkau jauh, Kim sesumbar rudal tersebut akan dapat menjangkau AS.
"Penelitian dan pengembangan senjata berteknologi mutakhir secara aktif berkembang dan memperkuat kemampuan pertahanan kami, termasuk persiapan terakhir tahap uji coba untuk peluncuran rudal balistik antarbenua yang telah terus-menerus berhasil," katanya.
Kim mengatakan, uji coba ICBM bertujuan untuk mengatasi ancaman perang nuklir oleh imperialis. Ia merujuk kepada AS dan sekutu-sekutunya di Asia.
Korea Utara terus berusaha meningkatkan kecanggihan senjata rudal yang mereka miliki. Mereka telah melakukan uji coba senjata nuklir kelima pada September lalu.
Peneliti senior di Heritage Foundation, Bruce Klinger, mengatakan klaim kemajuan teknologi Pyongyang masih banyak dipertanyakan, terutama mengenai elemen utama yang dibutuhkan dalam senjata nuklir.
"Ini adalah ancaman yang sangat nyata dan berkembang. Anda bayangkan Don Corleone, tapi dengan senjata nuklir," kata dia.
Menurutnya, selama ini Korut banyak diejek hanya sebagai negara kecil dengan pemimpin yang memiliki gaya rambut yang lucu. Korut bahkan tidak dapat menyediakan listrik untuk rakyatnya. Namun, negara itu adalah ancaman multispektrum bagi AS, sekutunya, dan perdamaian serta keamanan internasional.
Menurut penasihat senior Center for Strategic and International Studies (CSIS), Victor Cha, ancaman yang diterima AS dari Korut sangat berbeda dari ancaman-ancaman yang diterima dari Rusia atau Cina.
"Dengan Rusia dan Cina, kami saling terganjal oleh kemampuan nuklir, tentunya. Tapi, dengan Korea Utara, kita tidak tahu apa yang akan orang ini (Kim) lakukan," ungkap Cha.
Menurutnya, Korut menjadi ancaman yang nyata bagi AS. Pyongyang memiliki lebih dari satu juta tentara yang bertugas di perbatasan Korea Selatan, tempat militer AS berada.
Korut juga menjadi negara kelima yang memberikan ancaman siber terhadap AS dan dunia. Lebih parah lagi, Korut diyakini memiliki 16 sampai 20 senjata nuklir dan terus bekerja untuk meningkatkan kemampuan rudal nuklir mereka.
Ancaman ICBM Korut dilayangkan saat Washington sedang mengalami masa transisi kepemimpinan. Selain itu, ancaman juga datang saat Korea Selatan sedang mengalami gejolak politik karena Presiden Park Geun-hye tersangkut skandal korupsi.
Presiden Kim melihat 2017 sebagai waktu yang tepat untuk menyelesaikan pengembangan senjata nuklir. Menurut kantor berita Korut, Yonhap, seorang diplomat Korea Utara mengatakan Kim berencana menyelesaikan pengembangan ICBM pada akhir 2017. ed: Yeyen Rostiyani