Ahad 09 Oct 2016 14:31 WIB

Menyusuri Melbourne

Red: Arifin

Gemerlap lampu gedung dan perkantoran pada malam hari membuat kota nomor wahid di dunia untuk urusan hunian ini kian cantik. 

 

Melbourne terkenal sebagai kota ternyaman di dunia. Kota yang dibelah Sungai Yarra ini menyajikan pemandangan metropolis, tetapi tetap eksotis. Di Melbourne, warga setempat dapat menikmati ruang publik dan jalur pedestrian yang lebar. Aktivitas bisnis, belanja, berolahraga, hingga wisata dapat dinikmati di kota ini. Tak heran jika Melbourne sudah menjadi The Most Liveable City selama enam tahun.

Bersama beberapa jurnalis Indonesia, saya mengikuti program jurnalistik dari ABCdan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia dan berkesempatan menikmati indahnya Melbourne.

Kota yang bangga dengan multikulturalismenya ini memiliki udara bersih dan warga yang ramah. 

Pada Sabtu (17/9), kami menjelajahi Melbourne. Meski kota ini memiliki trem gratis untuk jalur di sekitar kota, kami memutuskan untuk berjalan kaki. Kami hendak menikmati segarnya udara kota. 

Bermula dari Jalan Flinders, dekat stasiun di depan hotel tempat kami menginap, kami menuju selatan untuk menyusuri jalur pedestrian di bantaran Sungai Yarra, sungai yang punya sejarah pen ting bagi warga asli Australia dan pendatang dari Eropa. Memiliki panjang 242 km, sungai ini merupakan tempat sumber makanan bagi warga asli sejak ratusan tahun lalu. Sungai Yarra pun sudah menjadi tempat pertemuan utama manusia asli Australia sejak zaman prasejarah.

Kami bersama warga setempat dan turis lainnya menikmati petualangan berjalan menyusuri sungai ini. Udara yang bersih tanpa asap dan polusi memberi energi untuk berjalan. Lebarnya jalur pedestrian membuat perjalanan terasa nyaman. Pepohonan yang berjejer di sepanjang jalur tersebut tampak kehilangan daunnya. Meski tanpa peneduh, udara yang sejuk membuat kami tetap bersemangat menempuh perjalanan. 

Di atas jalur pedestrian, berjejer resto dan kedai yang siap melayani pengunjung. Pada akhir pekan, gerai-gerai tersebut dipenuhi berbagai pilihan makanan dari Eropa hingga Asia. Di seberang jejeran tempat makan, beberapa pengamen jalanan sedang khusyuk memainkan biola. Lainnya coba beratraksi dengan pedang yang menjadi tontonan pelepas lelah.

Dari pinggir sungai, kami pun menyaksikan para atlet kano sedang berlatih. Mereka umumnya melakukan sprint. Dari jalur pedestrian, dua orang instruktur bersepeda tampak memberi panduan agar tetap berada pada trek yang benar.

Kano merupakan salah satu olahraga populer di Sungai Yarra. Tak heran Australia menjadi salah satu negara pemenang medali emas dalam cabang kano. Lewat nomor skullperseorangan, Kim Brennan berhasil menambah pundi emas negeri benua itu. Kami pun melewati tempat pelatihan kano yang juga berada di tepi sungai. Di sana, terpasang plang nama "Kim Brennan" sebagai atlet pemenang medali emas Olimpiade Brasil 2016. 

Dari Sungai Yarra, kami berjalan ke utara untuk menuju pusat kota. Sebelumnya, kami berjumpa dengan sekelompok anak muda yang sedang membakar sosis dan daging sapi serta ikan.

Kami mengira mereka adalah pedagang kaki lima.

Ternyata, mereka bukan pedagang. Kelompok itu hanya sedang memanfaatkan fasilitas barbeku yang terpasang setiap 10 meter di sepanjang trotoar.   Oleh Ahmad Syalaby Ichsan, wartawan Republika, ed: Nina Chairani

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement