REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tentang penyakit, bukan hanya pandangan Islam, ilmu sains modern pun memvalidasi bahwa penyakit itu terbagi menjadi dua. Yakni penyakit yang bersifat jasmani, dan penyakit hati.
Dalam penyakit hati, ada dua penyakit yang dampak merusaknya sangat besar dan merugikan bagi manusia. Ali bin Sulaiman Ar Rumaikhan dalam buku Fikih Pengobatan Islami menjelaskan, dua penyakit hati itu adalah syubhat yang disertai keragu-raguan, dan juha prnyakit syahwat yang disertai kesesatan.
Kedua penyakit ini bahkan disebutkan di dalam Alquran. Berkenaan dengan penyakit syubhat, Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 10:
فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ۚ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌۙۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡذِبُوۡنَ
"Fii quluubihim mara dun fazzdahumul laahu maradan wa lahum 'azaabun aliimum bimaa kaanuu yakzibuun."
Yang artinya, "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta."
Adapun penyakit syahwat disebutkan di dalam firman Allah Surat Al Ahzab ayat 32:
يٰنِسَآءَ النَّبِىِّ لَسۡتُنَّ كَاَحَدٍ مِّنَ النِّسَآءِ اِنِ اتَّقَيۡتُنَّ فَلَا تَخۡضَعۡنَ بِالۡقَوۡلِ فَيَـطۡمَعَ الَّذِىۡ فِىۡ قَلۡبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلۡنَ قَوۡلًا مَّعۡرُوۡفًا
"Yaa nisaaa'an Nabiyyi lastunna ka ahadim minan nisaaa'i init taqaitunna falaa takhda'na bilqawli fa yatma'al lazii fii qalbihii maradunw wa qulna qawlam ma'ruufaa
Yang artinya, "Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik."