REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jika posisi kita ada di Paris, tidak sulit menuju lokasi Puri Vaux-le-Vicomte. Naik mobil pribadi hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Begitu sampai di Kota Maincy, kita akan menjumpai rambu petunjuk Puri Vaux-le Vicomte. Sebaliknya, kalau naik transportasi umum, kita dapat naik kereta da ri Sta- siun Gare de Lyon, namanya TER R (Train Express Regional R), sejenis kereta daerah untuk jarak sedang. Ambillah jurusan Melun. Setelah kira-kira 25 menit, kita akan turun di Kota Melun. Dari sana ada bus yang langsung ke Puri Vaux-le-Vicomte. Repotnya, bus yang tiketnya sebesar 8 euro ini hanya ada saat akhir pekan dan masa-masa libur anak sekolah.
Jangan lupa jika perut sudah keroncongan dan waktunya makan siang. Mengingat tidak mudah untuk mendapatkan makanan halal, ada baiknya makan dulu di salah satu restoran cepat saji halal, `Quick', yang jaraknya 20 menit dari puri.
Perlu juga untuk masuk ke museum kecil berisi pedati kuda sebagai alat transportasi pada era 1800-an, berikut pernak-perniknya. Lokasi museum berada di luar puri, tak jauh dari loket tiket dan suvenir. Dan, catat baik- baik agenda perjalanannya karena Puri Vaux- le-Vicomte dibuka pada musim semi, gugur, dan musim panas. Sedangkan, pada musim dingin, puri tertutup bagi pengunjung.
Awal Sebuah Kecemburuan
Puri cantik ini dibangun oleh Nicolas Fouquet sejak 1653 hingga 1661. Fouquet adalah menteri keuangan zaman Raja Louis XIV. Ia juga keluarga kaya dan dipercaya di dunia bisnis oleh banyak kalangan sehingga Fouquet dapat meminjam uang dengan mudah ke bank.
Sering Fouquet membantu pihak kerajaan yang sedang membutuhkan dana. Dengan bunga yang besar dari hasil meminjamkan uang pada raja, ia menjadi lebih kaya.
Fouquet membuat Vaux-le-Vicomte dan membebaskan para arsitek untuk menggunakan dana tanpa batas.
Sang perancang bangunan puri bergaya klasik ini adalah arsitek lanskap, Andre Le Notre. Ia bekerja tidak sendiri, dibantu oleh arsitek bangunan, Louis Le Vau, dan pelukis yang sekaligus arsitek interior, Charles Le Brun. Kerja sama ketiga orang andal di zamannya itu menandai debut gaya Louis XIV. Puri selesai dibangun selama delapan tahun.
Tepat selesainya puri pada 1661, Fouquet mengundang Raja Louis XIV ke rumahnya. Tetapi, alangkah terkejutnya Louis XIV begitu melihat Vaux-le-Vicomte sangat mewah dan cantik, lebih mewah dari kediamannya, yaitu Louvre.
Alhasil, tiga tahun setelah undangan bawahannya itu, Louis XIV memerintahkan Louis Le Vau, Andre Le Notre, dan Charles Le Brun untuk membangun puri sejenis yang lebih bagus di daerah barat Kota Versailles. Pada lokasi itu terdapat sebuah pondok tempat berburu keluarga raja yang dibangun oleh Raja Louis XIII, ayah Louis XIV.
Tiga minggu setelah kunjungan Louis XIV, Fouquet ditangkap dengan dakwaan korupsi uang kerajaan. Fouquet diasing kan dan dipenjara seumur hidup di daerah terpencil. Bagaimana nasib puri indah itu? Setelah beberapa kali dijual, kini bangunan itu dimiliki oleh keluarga Alfred Sommier, seorang pengusaha. Sedangkan, istana impian Louis XIV telah sukses dibangun, dan berdiri megah nan cantik. Kini, menjadi salah satu tujuan wisata dunia yang masyhur, yaitu Istana Versailles. ed: Nina Chairani