Selasa 23 Sep 2014 16:00 WIB
Situs

Jabal Uhud

Red: operator

“Uhud adalah bukit yang mencintai kita dan kita mencintainya.” Begitu Nabi bersabda soal Jabal Uhud, bukit kemerahan yang menjadi saksi gugurnya para syuhada di Madinah.

Jabal Uhud (Gunung Uhud) tidaklah begitu besar, tingginya hanya 1.050 meter. Gunung ini berlokasi sekitar lima kilometer sebelah utara Kota Madinah. Sebelum dibangun oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Jabal Uhud selalu dilewati oleh jamaah yang masuk ke Madinah maupun yang menuju Makkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Tommy Tamtomo

Jabal Uhud.

Uhud adalah gunung batu berwarna kemerahan. Di Uhud itulah terjadi pertarungan spiritual dan politik dalam arti sebenarnya. Ketika itu pasukan diberi pilihan antara kesetiaan pada agama dan kecintaan pada harta. Melihat lokasi dan gunung yang mengelilinginya, terbayangkan bagaimana sulitnya medan perang ketika itu. Bukit batu, panas terik, dan keberanian para syuhada.

Perang Uhud terjadi pada 15 Syawal 3 H (Maret 625). Peperangan itu dipicu keinginan balas dendam kafir Quraisy usai kekalahan mereka dalam Perang Badar. Atas perintah Rasulullah maka barisan pasukan Muslim pun menyongsong kaum kafir itu di luar kota Madinah. Strategi pun disusun. Sebanyak 50 pasukan pemanah ditempatkan di atas Jabal Uhud dengan perintah untuk melakukan serangan apabila kaum Quraisy menyerbu, terutama pasukan berkudanya.

Maka perang pun berkobar. Dalam perang dahsyat itu pasukan Muslimin sebenarnya sudah memperoleh kemenangan. Akan tetapi, mereka kemudian dipukul balik oleh tentara Quraisy karena pasukan pemanah terpancing oleh umpan musuh yang menyebarkan uang dan perhiasan.

Pasukan berkuda Quraisy pimpinan Khalid bin Walid—ketika itu belum masuk Islam—segera menyerang pasukan Islam dari arah belakang. Akibat serangan mendadak itu, sebanyak 70 tentara Muslim menjadi syuhada, termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib. Nabi SAW sangat bersedih atas kematian pamannya tersebut.

Jenazah para syuhada Uhud ini pun segera dimakamkan dekat lokasi perang serta dishalatkan satu per satu sebelum dikuburkan. Adapun Sayidina Hamzah dishalatkan sebanyak 70 kali. Beliau pun dimakamkan menjadi satu dengan Abdullah bin Jahsyi (sepupu Nabi) di lokasi terpisah dengan lokasi para syuhada yang lain.

ed: a syalaby ichsan

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement